Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlunya Konsistensi Tolak Ideologi Transnasional

7 Juni 2022   20:13 Diperbarui: 7 Juni 2022   20:21 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Beberapa waktu lalu publik kita dikejutkan oleh konvoi Khilafatul Muslimin di Jakarta pada Minggu (29/5/2022) sekitar pk -9.00. Konvoi yang sebagian besar memakai motor ini membawa bendera berbahasa Arab berukuran besar dan membawa poster di belakang motor.

Salah satu posternya berbunyi "Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah". Ada juga poster mereka yang berbunyi " Jadilah Pelopor Khilafah ala Minhajin Nubuwwah. Beberapa tayangan menunjukkan bahwa mereka juga melakukan konvoi di Brebes. Beberpa tayangan ini tersebar di media sosial.

Dari kata-kata yang tertera di poster, amat nyata mereka mengajak umat muslim untuk membangkitkan kembali sistem Khilafah di Indonesia. Padahal sistem Khilafah tidak dibenarkan di Indonesia, karena negara kita tidak menganut sistem khilafah dalam bernegara.

Aparat keamananpun bergerak dengan cepat dengan menangkap pemimpin khilafatul Muslimin  yaitu Abdul Qadir Hasan Baraja di Lampung. Dari catatan pihak kepolisian didapat bahwa Hasan Baraja bukan orang baru dalam kegiatan terorisme. 

Dia pernah ditahan terkait kasus terorisme pada Januari 1979 dan pengeboman Candi Borobudur tahun 1985. Di dapat juga beberapa kelompok dan tokoh radikal berhubungan intens dengan yang bersangkutan.

Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa kaum radikalis tidak kapok untuk meyakini dan memaksakan bentuk kekhilafahan di Indonesia --alih-alih mereka meyakini bahwa negara harus sesuai dengan syariat Islam. 

Kita bisa melihat kenyataan di masa lalu banyak orang mengelu-ngelukan ISIS dan karena propaganda mereka, ratusan bahkan ribuan warga Indonesia  terbuai janji dan provokasi bahwa ISIS akan menghadirkan nuasa kedamaian dan keadilan seperti zaman Nabi Muhammad.

Namun setelah beberapa lama, mereka harus kecewa karena sebagian impian itu harus mereka kubur dalam-dalam. ISIS yang awalnya yakin bisa mengusung cita-cita membentuk negara berdasarkan syariat Islam, malah harus menelan kekecewaan karena ISIS harus hancur di Suriah. 

Ratusan warga Indoensia sudah kembali dari Suriah dan ratusan lainnya masih terkatung-katung karena pemerintah Indoensia menolak menerima mereka lantaran sebagian besar mereka memilih bergabung dengan ISIS dengan kesadaran penuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun