Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi dan Narasi yang Harus Kita Waspadai

16 Juli 2021   13:58 Diperbarui: 16 Juli 2021   14:37 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pikiranrakyat

Masa pandemi seperti sekarang ini memang membuat banyak hal menjadi sulit sekali. Karena bukan saja masalah kesehatan, namun juga masalah ekonomi, sosial budaya dan psikologis, bahkan politik. Terakhir, agama juga dibawa-bawa bawa plus politik, karena masih banyak orang ( terutama Indonesia) yg masih memakai politik identitas sebagai frame untuk semua soal termasuk soal pandemi Covid-19.

Selain itu banyak kebiasaan yang bergeser, dari kebutuhan bertemu ( luring) untuk silaturahmi ataupun bisnis, kini harus bertemu secara daring melalui media digital. Kita lihat pada sektor pendidikan, nyaris proses pembelajaran kini harus melalui daring juga. Tidak hanya sebagian mahasiswa perguruan tinggi, tapi juga pada tingkatan sekolah menengah dan dasar, bahkan PAUD.

Pada sektor pekerjaan, juga bergeser. Banyak pegawai kantoran yang harus bekerja dari rumah (wfh) atau tetap harus datang ke kantor namun mekanismenya diatur sedemikian rupa sehingga para pekerja dapat menjaga jarak. Dan melihat adanya mutasi dan varian yang penularannya sangat cepat, pemerintah Indonesia kemudian menetapkan PPKM yang berisi serangkaian ketentuan bagi masyarakat untuk berkegiatan dalam masa pandemi.

Aturannya antara lain dengan tidak melakukan pertemuan (termasuk hajatan), melakukan ibadah di rumah saja, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Begitu juga dengan sektor ekonomi yang membatasi jual beli yang bisa dilakukan dengan durasi waktu yang terbatas. Dengan demikian penularan diharapkan bisa dikendalikan

Namun memang ada konsekwensinya, diantaranya roda ekonomi masyarakat agar terganggu.Lapak-lapak kaki lima tidak bisa untuk mencari uang selepas petang. Jika melanggar maka didenda. Begitu juga sekor transportasi begitu diperketat dengan banyak akses yang dilaukan penyekatan sehingga sangat sulit bagi rakyat untuk mendapat nafkah secara normal karena pembatasan yang harus mereka patuhi.

Di beberapa daerah malah ada anggota keluarga yang hampir seluruhnya meninggal dan menyisakan satu atau dua anggota keluarga. Di media beberapa waktu lalu malah ada seorang suami yang melakukan bunuh diri karena malu istrinya meninggal karena Covid-19 dan kemudian meninggal dunia.

Situasi ini membuat situasi akar rumput memang agak kacau. PPKM dibelokkan dengan narasi-narasi menghasut oleh beberapa pihak, sehingga tak jarang banyak orang yang salah sangka dengan kebijakan PPKM ini. Mereka menuding bahwa pemerintah teralu berlebihan dalam menerapkan kebijakan sehingga menyulitkan masyarakat.

Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh para kaum radikalisme dan terorisme. Aparat menegarai bahwa kegiatan kaum radikalisme ini meningkat seiring dengan kegiatan PPKM dan masa pandemi dengan narasi-narasi mereka. Kegiatan mereka juga diketahui meningkat dalam hal pembiayaan kegiatan yang mengarah ke terorisme.

Mau tak mau ini semua membuat kita waspada untuk selalu mencermati narasi-narasi yang mereka lemparkan ke publik melalui media sosial. Tidak saja membuat kontraproduktif, tapi juga membuat banyak pihak merasa bahwa negara seakan tidak berbuat apa-apa. Padahal kenayataannya sangat berbeda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun