Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Harus Bersatu Lawan Radikalisme

2 November 2019   11:38 Diperbarui: 2 November 2019   12:02 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat para pemuda dari beberapa sudut Indoensia berkumpul saat Sumpah Pemuda sebenarnya ingin mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia raya. Tapi mereka memang tak bisa lepas dari cita-cita bersama untuk menjadi satu bangsa. Konsep Bertumpah darah yang satu, tanah air Indoensia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia dan menjunjunga bahasa persatuan, bahasa Indoensia. Itulah yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.

Kemudian Allah memberikan ridaNya dan kemudian kita dapat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu mereka yang terlibat berdebat kembali dan kemudian menetapka konsep satunya kita dalam Indoensia itu dalam landasan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.

Dalam perjalanan berbangsa dan bernegara itu kita sering berhadapan dengan intoleransi dan radikalisme dan hal hal yang berbau SARA (Suku, Agama Ras dan Antar Golongan).  Intoleransi bertentangan dengan konsep Sumpah Pemuda dan proklamasi kemerdekaan yang menjunjung  persatuan ditengah perbedaan Indonesia yang bergitu kompleks. Bisa kita banyangkan 17 ribu lebih pulau, punya bahasa darerah lebih dari 400 dan banyak etnis dan sekitar 6 agama dan banyak keyakinan, tentu tak mudah untuk menyatukannya. Pasti mereka memiliki ego sektoral dll.

Karena itu semangat Sumpah Pemuda, harus dimaknai sebagai upaya mewujudkan persatuan melawan radikalisme dan intoleransi. Sudah saatnya pemuda Indonesia berdiri, bersatu dan maju melawan derasnya arus paham radikalisme yang selama ini relatif cukup mampu mengkotak-kotakkan kita. Caranya dengan membentengi diri dulu dari berbagai infiltrasi paham radikalisme.

Setelah membentengi diri, kita bisa memberi pemahaman yang benar kepada beberapa pihak yang punya pemahaman yang salah soal toleransi. Memberi bimbingan memang tak mudah apalagi mayoritas mereka meyakini dan tdk lagi peduli apakah itu ligic atau tidak.

Tapi kita harus menyakini bahwa persatuan nasional masih dalam posisi mayoritas sehingga kita bisa yakin dapat bahwa kita punya cara dan saluran tersendiri dalam menyingkapi terbelahnya persatuan nasional karena isu SARA. Pemuda Indonesia itu tangguh dan pemberani  melawan penjajah yang bersenjata canggih saja kita pantang mundur, apalagi hanya melawan gerakan radikalisme.  Pemuda harus bersatu melawan radikalisme.

Karena itu upaya dan tekad untuk kembali pada jalur yang benar untuk upaya persatuan harus kita tanamkan benar sehingga cita-cita bersama yang tertuang pada Sumpah Pemuda dan pancasila tetap kita pertahankan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun