Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Warga Negara Beragama dan Berbudaya

14 April 2018   08:09 Diperbarui: 14 April 2018   08:16 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - muslim.or

Setiap warga negara yang baik adalah warga negara yang memberikan kontribusi positif bagi negaranya. Para pendahulu negeri ini, telah memberikan contoh yang sangat baik. 

Ketika negeri ini belum menjadi sebuah negara yang utuh, mereka tetap berusaha untuk mewujudkan kemerdekaan. Dan hasilnya bisa kita rasakan hingga saat ini. Sekarang, tinggal bagaimana generasi saat ini mengisi kemerdekaan yang telah berhasil direbut oleh generasi sebelumnya. Untuk bisa mengisi kemerdekaan dengan baik, maka manusianya harus beragama dan berbudaya.

Dasar dari semua kehidupan adalah agama. Dengan beragama, manusia dituntun untuk meninggalkan perbuatan jelek dan dianjurkan untuk berlomba berbuat kebaikan. 

Melalui agama, manusia dianjurkan untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling tolong menolong antar sesama manusia. Melalui agama, manusia diajarkan untuk berakhlak baik. Manusia juga diajarkan tentang bagaimana mengendalikan hawa nafsunya. 

Begitu pentingnya agama sebagai fondasi manusia. Bukan hal yang berlebihan pula, negara ini menempatkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa di urutan pertama. Jika semua warga negara Indonesia taat pada ajaran dan aturan agama, tidak hanya dirinya yang akan merasa tenang, lingkungan sekitarnya pun juga akan damai.

Untuk mengisi kemerdekaan, tidak hanya cukup beragama. Tapi juga harus berbudaya. Dengan berbudaya, maka kita akan menjadi manusia yang memanusiakan manusia. Ketika agama hubungannya dengan Tuhan, maka budaya akan berhubungan dengan antar manusia. 

Akal dan perasaan yang diberikan Tuhan kepada kita, akan sangat bermanfaat dalam berinteraksi antar sesama manusia. Dengan akal, kita akan bisa berinisiatif menciptakan sesuatu, atau melakukan sesuatu. Dan rasa, kita akan bisa merasakan sakit, sedih, senang dan bahagai. Perpaduan antara agama dan budaya itulah yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang beragam, tapi tetap menjunjung toleransi.

Kenapa toleransi diperlukan? Karena Indonesia mempunyai banyak suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda. Bahasa Jawa berbeda dengan Sunda. Begitu juga dengan adat istiadat yang melekat didalamnya. 

Cara beribadah seorang muslim dan katolik juga berbeda. Begitu juga dengan Hindu dan Budha. Dan mungkin masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya. Untuk itulah, manusia perlu saling mengenal satu dengan yang lainnya. Jika tidak saling mengenal, akan berpotensi terjadi perbedaan pandangan ketika berinteraksi. Dan perbedaan pandangan itulah yang bisa berpotensi memunculkan konflik, ketika terus diprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Dan kondisi itulah yang saat ini sering terjadi. Entah apa yang terjadi dengan sebagian elit pemimpin dan masyarakat kita. Ketika memasuki tahun politik, atau  beberapa saat jelang pilkada atau piplres, selalu saja ada informasi atau peristiwa yang dipolitisir oleh lawan politiknya. 

Informasi hoax dan ujaran kebencian terus bermunculan. Bisa jadi ini untuk menjatuhkan pasangan politiknya, atau memang sengaja membuat suasana yang kondusif menjadi gaduh. Tak jarang pernyataan para elit politik cenderung memprovokasi, dan kondisi di masyarakat menelan mentah-mentah, setiap informasi yang beredar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun