Mohon tunggu...
Kartika Supriyani
Kartika Supriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Your ideal wife

I'm a potato writer :) just enjoy.

Selanjutnya

Tutup

Film

Everest: Ambisi dan Tragedi

8 Agustus 2021   10:27 Diperbarui: 8 Agustus 2021   11:17 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

It's not the altitude, it's the attitude.

-Scott Fischer-

Tanggal Rilis: 12 September 2015

Durasi: 121 Menit

Sutradara: Baltasar Komakur

Genre: History

Pemain: Jason Clarke, Jake Gyllenhall, Josh Brolin, Keira Knightley, Sam Worthington, John Hawkes, Emily Watson, dan Robin Wright.

Studio: Cross Creek Pictures, Universal Pictures

Film ini berkisah tentang Rob Hall (Jason Clarke), seorang pemandu ekspedisi pendakian Everest dari tim pendakian Adventure Consultant. Tim ini terdiri dari beberapa pendaki amatir antara lain Beck Weathers (Josh Brolin), Doug Hansen (John Hawkes), John Krakauer (Michael Kelly), dan Yasuko Namba (Naoko Mori). Karena pekerjaan ini Rob harus meninggalkan sang istri, Jan (Kiera Knightly), yang tengah mengandung anak pertamanya.

Suhu dingin ekstrim, oksigen yang tipis dan permasalahan teknis pun siap menghadang mereka. Ditambah lagi, persaingan antar kelompok pendaki yang berlomba menundukkan puncak tertinggi di dunia. 

Di sinilah Rob bertemu Scott Fischer (Jake Gyllenhaal), pemimpin kelompok Mountain Madness yang pernah dan mungkin memendam semacam intrik personal dengan Rob. Alam seakan memaksa para pendaki tersebut untuk memilih: bertahan dan terus berjuang mencapai puncak dengan mempertaruhkan nyawa atau pulang dengan tangan hampa.

Film ini mengajarkan kita bagaimana survive atau bertahan hidup dialam liar. Jika kita punya ambisi besar atau tinggi kita seharusnya juga siap dengan berbagai kemungkinan yang terjadi. Entah itu datang dari diri kita sendiri atau dari orang lain. 

Tak hanya itu, saat hendak mencapai sesuatu terkadang kita dihadapkan dalam dua pilihan antara ambisi atau nyawa. Apakah kita hanya mementingkan ego kita sendiri agar bisa mencapai puncak atau mementingkan keamanan kelompok kita. Karena naik gunung tak hanya perkara berfoto dipuncak sembari membawa tulisan seperti yang pendaki-pendaki amatir lakukan.
Keindahan alam Everest yang memukau juga ditampilkan didalam film. Namun apa yang kita lihat dari kejauhan ternyata tak sama dengan kenyataan yang dihadapi oleh pendaki disana. 

Badai salju, angin yang bertiup sangat kencang, longsoran salju bisa  merengut nyawa mereka kapan saja. Scene dimana para pendaki diharuskan menyebrang melalui sebuah jembatan yang dibuat tanpa pengaman yang baik juga tak kalah menyeramkan. Mereka bisa kapan saja tergelincir dan jatuh ke dalam jurang es.

Beberapa dari mereka bahkan tak bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak karena sudah tidak kuat dengan ganasnya cuaca Everest. 

Dan yang tersisa akhirnya bisa mencapai puncak yang dikatakan gunung tertinggi di dunia itu. Namun saat kita berhasil mencapai puncak, belum tentu kita bisa turun dengan selamat. Sebagian dari mereka akhirnya takluk dengan keganasan Everest. Dan mayat mereka pun abadi disana.

Scene dimana Jan dan Rob saling telfon juga membuat perasaan menjadi campur aduk. Membuat kita larut dalam suasana. Hal ini mengingatkan kita bahwa tak hanya ambisi kita saja yang harus kita kejar, tapi jangan lupa memikirkan orang-orang yang kita sayangi. 

Kalian mungkin tak pernah membayangkan seseorang sedang menunggu kabar dirumah sembari memeluk pakaian kalian persis seperti yang Jan lakukan di film.

Diending film kita akan disuguhkan footage tentang tokoh-tokoh asli dan yang terjadi dikehidupan nyata pasca musibah pendakian Everest tahun 1996 itu.

Selalu ada kompetisi di antara orang-orang dan gunung, gununglah yang selalu menjadi pemenang
-Anatoli Boukreev-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun