Mohon tunggu...
Ika Kartika Sari
Ika Kartika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - A Mom

Business Antusiasm, A Mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Komunitas atau Hura-hura?

19 Oktober 2020   13:57 Diperbarui: 19 Oktober 2020   16:43 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewasa ini, Komunitas ngumpul-ngumpul penyuka hobi yang sama semakin menjamur di Indonesia. Terutama komunitas dimana didalamnya pencinta barang mahal dalam arti kata komunitas mobil, sepeda , komunitas pencinta burung, banyak lagi komunitas yang tercipta karena background ,hobi dan berbagai kesamaan lainnya. 

Kebanyakan komunitas tersebut berisikan barang-barang yang mahal, tidak ada yang salah memang, saya saja jika punya kemampuan seperti itu bisa saja saya melakukan hal yang sama. Pertemuan dijadwalkan selalu dilakukan setiap minggunya, menyatukan hobi, namun prestise yang lebih utama tampaknya. 

Minggu ini, saya terpana dengan adanya komunitas sedekah jumat. Ada loh ternyata komunitas seperti ini, memang bukan tidak mungkin komunitas mewah tadi juga melakukan hal yang sama, yang kerap dinamakan baksos alias bakti sosial. 

Tapi komunitas sedekah jumat ini berbeda menurut saya, mengapa berbeda? karena sedekah bisa dijadikan hobi ternyata, Dalam mindset saya komunitas itu lebih terbayang hobi yang membuat kita have fun, melepaskan kejenuhan bekerja barangkali. Komunitas itu biasa jadi untuk tempat ketawa ketawa bahkan ada juga untuk hura-hura. 

Tapi ini berbeda, mengapa? Ini bukan soal agama, karena didalamnya saya perhatikan terdapat berbagai penganut agama, bukan hanya satu agama saja. Ini sangat menginspirasi saya, disaat sekarang ini ada komunitas seperti ini, dalam Islam memang dianjurkan untuk kita melakukan sedekah, apalagi dihari jumat, pahalanya semakin berlipat ganda. 

Jadi komunitas ini, berkumpul untuk bukan untuk menentukan liburan kemana kita long weekend, tetapi mereka mencari dimana saja dan siapa saja  yang akan diberikan sedekah. Baik itu pakaian, makanan, uang ,serta berbagai sedekah lainnya. Dahsyatnya tanpa publisitas, tanpa ada pihak-pihak diluar komunitas yang mengetahuinya dengan kata lain tangan kanan memberi tangan kiri tidak boleh mengetahuinya. 

Maksud publisitas disini tidak ada kamera, tidak ada di sosial media, tidak ada surat kabar, jadi tidak ada yang mengetahui komunitas ini. Karena tujuan mereka berkumpul adalah mengumpulkan dana dari mereka sendiri untuk dibagikan ke yang berhak menerima. 

Saya tertegun sejenak, speechless  mau berkata apa,luar biasa bagi saya jika komunitas seperti ini bisa terus lestari dibumi kita. Disaat kebanyakan komunitas muncul untuk terkesan mewah dan happy happy. Tidak ada yang melarang kita untuk membentuk komunitas, itu bagian dari hak asasi manusia kita , hasrat alamiah mencari teman yang seide, seiya dan sekata dalam bertingkah laku dan bersikap.

Dukungan Pemerintah

Komunitas yang semakin padat anggotanya akan membentuk Organisasi yang nantinya ingin dan akan mendapatkan kekuatan hukum. Bisa mengeluarkan aspirasi terkait kegiatan yang mereka tekuni misalnya.

Misalnya Komunitas penyuka sepakbola misalnya tentu harapannya nanti jika komunitas ini melahirkan pemain handal yang mampu bergabung dengan timnas. atau komunitas sepeda roadbike, dengan adanya komunitas ini mungkin nantinya mereka akan memperjuangkan tempat khusus untuk para penyuka sepeda untuk bermain sepeda dengan aman dan nyaman bermain dijalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun