Mohon tunggu...
Ika Kartika Sari
Ika Kartika Sari Mohon Tunggu... Lainnya - A Mom

Business Antusiasm, A Mom

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berbudi dengan Alam

15 Oktober 2020   14:39 Diperbarui: 15 Oktober 2020   14:42 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bersyukur sekali kita hidup di tanah air Indonesia, ketika batang ketela pohon/ ubi kayu di tusukkan ke tanah, bim salabim beberapa hari kemudian pucuknya pun tumbuh. Itulah penyebab terjadinya Penjajah seperti Belanda serta Jepang datang ke Indonesia, demi untuk dapat mengeksplorasi sumber daya alamnya yang luar biasa.

Tanah kita yang subur jangan justru dibiarkan dieksplorasi oleh pihak asing. Contohnya banyak emas saja, serta minyak serta hasil galian perut bumi Indonesia sudah dengan buasnya dimangsa pihak asing. Bahagianya ketika hari ini, saya menyemai benih tomat, lalu 2 minggu kemudian benih tersebut sudah tumbuh menjadi bibit kecil. Begitu juga cabe, dengan menyemai bijinya saja, prok prok 2 minggu kemudian muncul tunas kecil yang banyak. Senangnya berbudi dengan Alam tanah air kita yang subur. Bahkan pihak asing dahulunya mampu berperang demi mendapatkan berbagai tanaman tersebut karena disini Tuhan YME sudah memberi berkah kesuburannya.

Kenyataan Pertanian Indonesia

Berdasarkan data BPS melalui metode KSA (kerangka sampel area) untuk Luas panen padi pada 2019  diperkirakan sebesar 10,68 juta hektar atau mengalami penurunan sebanyak 700,05 ribu hektar atau 6,15 persen dibandingkan tahun 2018. Produksi padi pada 2019 diperkirakan sebesar 54,60 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 4,60 juta ton atau 7,76 persen dibandingkan tahun 2018.

Jika produksi padi pada tahun 2019 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2019 sebesar 31,31 juta ton atau mengalami penurunan sebanyak 2,63 juta ton atau 7,75 persen dibandingkan tahun 2018. 

Kita Lihat dari Komoditas andalan kita yaitu Perkebunan Kelapa Sawit Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat, sejak Januari-Oktober 2019, produksi minyak kelapa sawit (CPO) tumbuh 11,26% dari 39.59 juta ton di periode tahun lalu menjadi 44,05 juta ton.

Meski mengalami kenaikan, namun produksi CPO di Oktober 2019 masih sedikit lebih rendah dibandingkan September 2019. Dimana, pada Oktober 2019 produksi CPO sebesar 4,51 juta ton, sementara di September sebesar 4,59 juta ton.

Indonesia negara Agraris

Negara Indonesia terlahir sebagai negara Agraris, di mana warisan nenek moyang kita mengajarkan kita untuk bertani dan berbudi pada Alam. Bukannya tidak setuju negara kita menjadi maju dan menjadi negara industri, tapi dilihat dari kenyataannya saja berdasarkan data tenaga kerja yang dikumpulkan BPS melalui Sakernas ( Survey angkatan kerja nasional) menurut lapangan pekerjaannya, pada Februari 2017, penduduk Indonesia paling banyak bekerja di sektor pertanian. Di sektor ini sedikitnya ada 39,68 juta orang yang bekerja, atau 31,86% dari total penduduk bekerja. Dari sini terlihat dengan jelas, bahwa penduduk Indonesia masih sangat-sangat berharap pada pertanian.

Dengan pendidikan yang rendah misalnya dan tidak mampu baca tulis, lapangan pekerjaan yang paling bisa diandalkan masyarakat untuk menyambung hidup adalah bertani. Pernah suatu saat saya menanyakan ke salah satu petani padi di daerah terpencil, pertanyaan saya standar saja kepada bapak yang sederhana namun hangat ini, " bagaimana hasil padi bapak sekarang ini? meningkat pesat yah pak? kabarnya pemerintah daerah memberikan pupuk dan bibit gratis untuk para petani?" Kemudian dengan tertawa kecil beliau berkata "terakhir saya dapat bantuan pupuk dan bibit itu jaman Presiden soeharto nduk,hahaha" jelas beliau.

Saya yang bertanya saja bingung untuk melanjutkan kalimat apa yang pas atas pernyataan beliau yang sudah sepuh ini. Lalu hati kecil saya sedikit menjawab dengan lirih, biarkanlah mereka terus memupuk dosa tersebut, sehingga nanti tidak ada lagi yang bisa terampuni untuk keringat dan jerih payah rakyat kecil. Jangan berharap pada pemerintah, tapi jadilah petani mandiri yang penuh kreativitas karena bumi kita sudah subur, bajaklah sawah, tanamilah hutan dengan tepat guna dan tetaplah jadi petani yang berbudi dengan Alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun