Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pintu Depan 9

13 April 2022   18:44 Diperbarui: 13 April 2022   18:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Aku kaget melihat ada banyak anak kecil di rumah Mao Hui. Tak kusangka Mao Hui memiliki saudara kandung 4 orang. "Aku ini orang Uighur pemeluk islam. Ajaran agama mewajibkan kami memiliki banyak anak. Memang pemerintah keras menjalankan kebijaksanaan itu tapi kenyataan karena masalah kepercayaan, kami tetap diperbolehkan," jelasnya saat kutanya kenapa ada banyak anak kecil.

Aku teringat cerita ibu tentang laksamana Cheng Ho. Pelaut dan seorang diplomat hebat dari Tiongkok yang datang ke Nusantara abad 14 masehi. Laksamana Cheng Ho juga penganut agama islam. Kedatangan beliau ke Nusantara selain untuk masalah diplomasi juga menyebar luas ajaran agama islam. Anak buah beliau ada yang menetap di Nusantara dan terus mengajarkan agama islam hingga turun menurun. Wali Songo pun dipercayai ada yang merupakan keturunan itu. 

Tak berasa waktu berlalu. Tiba-tiba di pertengahan bulan Mei 1998, mendadak staf kedutaan RI di Beijing mencariku ke kampus. Hari itu tanggal 15 Mei 1998. Hari ulang tahun Kang Xi Ka.

Aku jarang nonton televisi saat di asrama sehingga tidak tahu persoalan dunia terutama, Indonesia. 

Pak Heri, staf kedutaan datang mencariku ke kampus untuk minta tolong menjembatani dan membantu masalah komunikasi korban kerusuhan Mei 1998. Di hari ketiga setelah kerusuhan itu aku baru tahu ada kerusuhan berbau etnis di Indonesia.

Pihak kampus memperbolehkan aku memakai telepon kampus untuk telepon orang tua. Ibu di telepon menangis. "Toko sudah 3 hari tutup. Kami satu desa ketakutan didatangi perusuh. Kondisi Solo luar biasa mengerikan. Ayah dan pria desa bergantian jaga 24 jam supaya desa kita tak seperti Solo," cerita ibu. 

Mendengar itu tubuh terkulai lemas. Mei adalah bulan musim semi di negara 4 musim. Bunga beraneka ragam satu persatu muncul bermekaran dengan indah, maka dari itu ada istilah Beijing Spring untuk masalah politik dan ekonomi. Ada perubahan dari musim dingin yang dingin beku menjadi cerah berwarna dan hangat.

Tetapi, Mei di Indonesia bagiku bagaikan musim dingin yang beku dan suram. Negeri yang terkenal ramah berubah berang dan beringas dengan satu tiupan tajam hawa dingin. 

Tiongkok tidak punya sejarah menjajah Indonesia, tetapi hak keturunan orang Tiongkok untuk hidup di Indonesia sungguh dipinggirkan. Sangat beda dengan keturunan Belanda, Inggris, Perancis, dan bahkan Jepang yang jelas tercatat di buku sejarah telah menjajah, mencuri hasil bumi, dan bertindak sangat kejam semena-mena terhadap manusia yang lahir,hidup dan besar di Indonesia.

Pertama kali dalam hidup aku mendengar istilah pribumi dan non pribumi. Aku pun menyesali kedatangan laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Ajaran beliau tentang islam menyebar hingga menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia, tetapi keturunannya tidak dianggap manusia yang bermartabat. 

Aku menutup gagang telepon dengan tangan gemetar. Air mata mengalir deras. Para dosen yang melihatku menangis membiarkan aku puas menangis hingga berhenti sendiri. 

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun