Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

BPJS Kesehatan Milik Bersama

18 Oktober 2021   12:27 Diperbarui: 20 Oktober 2021   22:10 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya setelah 10 tahun bayar iuran BPJS Kesehatan, untuk pertama kali di bulan September 2021 memanfaatkan layanan ini untuk operasi patah tulang ibu. 

Setelah dapat surat rujukan puskesmas untuk ke rumah sakit tipe C, saya dirujuk dokter sana ke rumah sakit tipe B karena peralatan yang lebih lengkap dan kebetulan lebih dekat dari rumah.

Saat di rumah sakit tipe C ada seorang nenek harus konsultasi ke 3 dokter spesialis. Suster pun memberi saran bila ada uang lebih baik bayar pribadi karena kasihan ibu harus bolak-balik tiap hari karena BPJS Kesehatan. 

Tindakan seperti rontgen hanya bisa 1 macam. Bila lebih dari 1 harus tunggu minggu depan saat balik kontrol. 

Saya pernah tinggal di Jepang dan Jepang pun mewajibkan semua warga negara serta orang asing yang tinggal di sana untuk masuk asuransi kesehatan nasional. Tapi, penguna asuransi bebas memilih rumah sakit dan klinik serta jumlah dokter yang mau ditemui dalam sehari. 

Teman saya kebangsaan Taiwan berusia 40 tahun ke atas dan sudah 2 tahun menetap di Jepang. Saat usia ke-40, menerima surat dari asuransi untuk cek kesehatan lengkap. Hasilnya dia kurang gula darah dan diharuskan dalam sebulan mencapai kadar normal. Bila target tidak tercapai harus rawat inap. 

Sistim yang fleksible dan ketat memantau perkembangan kesehatan masyarakat membuat hidup sangat tenang dan nyaman. Dan itu merupakan tujuan utama beli dan bayar rutin produk asuransi.

Sayang pelayanan BPJS Kesehatan belum sampai ke tingkat itu. Kelamaan menunggu konsultasi dan tindakan dokter bisa menambah parah penyakit. Semakin parah penyakit makin sulit dan makan banyak biaya. 

Ibu, setelah dapat surat rujukan ke rumah sakit tipe B, ternyata untuk operasi makan waktu sebulan karena jarak konsultasi ke 3 dokter spesialis adalah 4 hari lalu 3 hari. 

Setelah itu hasil PCR keluar 3-5 hari. Ketika hasil keluar dokter tulang saat itu sakit sehingga pasien harus ulang PCR. Usia ibu 74 tahun dan harus menahan sakit cukup lama.

Sesama penguna BPJS Kesehatan mengatakan, "Memang kita harus banyak sabar." Dokter menyarankan untuk "Bismillah", yaitu: "Dengan nama Allah". Ujung-ujungnya hidup walau sudah berusaha memang harus berserah pada Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun