Mohon tunggu...
MK
MK Mohon Tunggu... Freelancer - Cahaya Bintang

Saat diri dapat katakan CUKUP di saat itu dengan mudah diri ini untuk BERBAGI kepada sesama:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tatapan Mata Mama

24 November 2020   20:01 Diperbarui: 24 November 2020   20:12 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama & Saya (dokumen pribadi)

Mama mengerjakan itu semua tanpa mengeluh. Saya tidak pernah melihat dia menangis meratapi nasib sebagai ibu rumah tangga yang harus kerja sendiri memastikan anak dan suami sehat bahagia.

Seiring waktu saya pun jadi besar dan saya ingat sambil nunggu kakak pulang selalu main  ayunan dan pasir di taman sekolah seorang diri. Sedangkan mama berkumpul dan ngobrol dengan sesama mama di samping pos satpam.

KENANGAN BELANJA KE PASAR

Ada kenangan tak terlupakan saat jalan kaki menemani mama belanja ke pasar. Di jalan sekitar pasar ada pengemis anak yang sebaya saya duduk seorang diri di pinggir jalan. Sebuah kaleng ditaruh di depan kaki. 

Saya waktu itu belum sekolah tetapi saya ingat mama setiap melewati anak itu pasti memberikan uang receh.

Suatu hari karena penasaran saya pun bertanya, 'Mama kenapa kasih uang ke dia bukan saya? Saya mau buat jajan?' Mama dengan tegas menjawab, 'Kamu bisa makan masakan mama yang bersih dan sehat bukan jajanan yang kotor. Tapi anak itu untuk makan saja susah apalagi minta mamanya masaki.' 

Sejak itu setiap mama beri uang ke pengemis anak itu saya hanya diam melihat.

Saya ingat waktu selesai belanja, tangan mama penuh tentengan plastik hingga tak ada ruang buat saya genggam. Tetapi saat kami mau menyebrang mendadak mama berhenti lalu menatap tajam saya yang kecil pendek dan berkata, 'Pegang kelingking mama!' Rupanya mama sambil jalan berusaha keras mengatur plastik tentengan supaya ada sisa jari untuk saya genggam.

Saya pun meraih kelingking mama dan kita menyebrangi jalan. Di seberang jalan ada pengemis anak itu. 'Ambil dompet mama. Di sana masih ada uang untuk dia,' pinta mama dengan menatap saya lembut.

Itu pengalaman pertama saya beri uang ke pengemis yang hampir sebaya saya.

MASA TK 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun