Mohon tunggu...
Kartika Larasati
Kartika Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Haii saya Kartika Larasati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memahami Komunikasi Antarbudaya Dengan Perbedaan Latar Belakang

30 November 2024   11:47 Diperbarui: 30 November 2024   11:47 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keterkaitan antara komunikasi internasional, komunikasi antar etnis, dan komunikasi antar ras dengan komunikasi antar budaya. Komunikasi Internasional melibatkan interaksi antara individu, organisasi, atau pemerintah dari negara yang berbeda. Dalam konteks ini, komunikasi antarbudaya sangat penting karena setiap negara membawa nilai, tradisi, dan bahasa yang unik. Contohnya, diplomat atau jurnalis internasional harus memahami norma budaya negara tempat mereka bekerja untuk menghindari kesalahpahaman. Keterkaitannya dengan komunikasi antarbudaya terletak pada kebutuhan untuk memahami bagaimana perbedaan budaya memengaruhi persepsi, gaya komunikasi, dan interpretasi pesan dalam skala global.

Komunikasi antar etnis Komunikasi antar etnis terjadi antara kelompok-kelompok yang berbeda secara etnis dalam satu wilayah atau negara. Di negara-negara yang multietnis seperti Indonesia, perbedaan bahasa, adat, dan sistem kepercayaan menjadi tantangan utama dalam komunikasi. Komunikasi antar etnis mengharuskan individu memahami latar belakang budaya lain untuk mencegah konflik dan memperkuat harmoni sosial. Hubungannya dengan komunikasi antarbudaya terletak pada upaya memahami bagaimana nilai-nilai budaya dalam satu negara memengaruhi interaksi antar kelompok etnis, misalnya antara suku Jawa dan suku Batak, yang memiliki tradisi berbeda.

Komunikasi antar ras melibatkan interaksi antara kelompok-kelompok rasial yang berbeda. Walaupun ras sering kali dikaitkan dengan perbedaan biologis, dalam komunikasi, fokusnya adalah pada aspek sosial dan budaya. Misalnya, interaksi antara orang kulit putih dan kulit hitam di Amerika Serikat sering dipengaruhi oleh sejarah, stereotipe, dan prasangka. Komunikasi antarbudaya relevan di sini karena memungkinkan orang dari ras yang berbeda untuk membangun dialog yang lebih baik dengan mengenali dan menghormati perbedaan budaya yang melekat pada identitas rasial mereka.

Komunikasi internasional, antar etnis, dan antar ras adalah subkategori dari komunikasi antarbudaya. Masing-masing menawarkan konteks spesifik untuk memahami interaksi lintas budaya. Baik dalam hubungan internasional, kehidupan multietnis, atau interaksi antarras, komunikasi antarbudaya menyediakan kerangka kerja untuk:

Mengatasi stereotipe dan prasangka.

Meningkatkan empati dan rasa hormat.

Menemukan cara efektif untuk menyampaikan pesan dalam konteks budaya yang berbeda.

Dengan memahami keterkaitan ini, kita dapat membangun jembatan yang kokoh untuk menjembatani perbedaan dan menciptakan dunia yang lebih inklusif.


Stereotype, prasangka dan etnosentrisme menjadi hambatan/penghalang dalam konteks komunikasi antar budaya diantaranya, Stereotipe adalah generalisasi atau asumsi berlebihan tentang kelompok tertentu yang sering kali tidak sepenuhnya akurat.

Mengaburkan realitas individu: Setiap individu memiliki keunikan, tetapi stereotipe membuat kita melihat mereka hanya berdasarkan label kelompok.

Menciptakan harapan yang salah: Misalnya, seseorang mungkin kecewa jika orang dari budaya tertentu tidak memenuhi stereotipe yang ada.

Meningkatkan kesalahpahaman: Stereotipe sering kali didasarkan pada informasi yang tidak akurat atau pengalaman terbatas.

Prasangka adalah penilaian negatif terhadap kelompok lain tanpa dasar yang jelas atau logis. Ini sering kali diperkuat oleh pengalaman terbatas, ketidaktahuan, atau pengaruh lingkungan sosial.

Membangun tembok ketidakpercayaan: Orang dengan prasangka cenderung menghindari interaksi dengan kelompok lain.

Menghalangi empati: Prasangka membuat seseorang sulit memahami perspektif orang lain, sehingga dialog menjadi tidak efektif.

Memperkuat konflik: Dalam situasi multikultural, prasangka dapat memicu perselisihan, terutama jika dipadukan dengan perilaku diskriminatif.

Etnosentrisme adalah keyakinan bahwa budaya seseorang lebih unggul dibandingkan budaya lain

Membatasi penerimaan: Orang dengan pandangan etnosentris cenderung menilai budaya lain sebagai "aneh" atau "salah."

Meningkatkan arogansi budaya: Hal ini membuat seseorang sulit menghormati atau memahami norma budaya lain.

Menghambat adaptasi: Dalam interaksi lintas budaya, etnosentrisme menghalangi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan norma atau kebiasaan baru.


Bertemu dengan orang baru dari latar belakang budaya yang berbeda adalah kesempatan untuk belajar dan memperluas wawasan. Namun, untuk memastikan komunikasi berjalan lancer dan efektif, diperlukan suatu pendekatan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan bersikap terbuka tanpa prasangka, membangun kesadaran budaya, memulai dengan topik universal, mendengarkan dengan baik. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, interaksi dengan orang baru dalam konteks komunikasi antar budaya dapat menjadi pengalaman yang mendalam dan membuka jalan untuk hubungan yang lebih baik dan pemahaman yang lebih dalam.

Pengalaman antar pribadi yang terjadi yaitu ketika saya berasal dari budaya btawi bertemu dengan budaya jawa, dimana budaya jawa merupakan budaya yang dikenal dengan kesopanannya dan memiliki ciri khas yang unik. Perbedaan ini terjadi ketika orang asli jawa bertemu dengan orang lain akan menganggukkan kepala dan berkata "Nggeh" yang memiliki makna menghormati lawan bicaranya. Sedangkan saya yang asli betawi tidak mengerti arti dari anggukan kepala tersebut.

Ketika saya menjadi seorang jurnalis, pengaruh mata kuliah komunikasi antar budaya dengan profesi saya sangatlah penting karena seorang jurnalis suatu profesi yang berada di lapangan dan akan bertemu dengan banyak orang dengan perbedaan budaya. Maka mata kuliah ini sangatlah penting untuk bekal menjadi seorang jurnalis supaya bisa memahami perbedaan budaya dan memberikan pemahaman tentang komunikasi antar budaya






Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun