Mohon tunggu...
Miss KarHan
Miss KarHan Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya suka menulis

"Rasa itu sastra, lalu kata ibarat mantra" -MissKarHan-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah tentang "Awan"-ku (1)

12 November 2019   22:10 Diperbarui: 12 November 2019   22:15 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"bentar ya bu, saya panggil bapaknya Hana dulu" pamit mama lalu masuk kedalam rumah

Tak berapa lama, awan sudah siap dengan jaket kulit hitam miliknya dan kunci motor dilengannya. Tak ada raut wajah emosi diwajah awan, begitun mama. Bahkan yang kulihat malah raut wajah khawatir mama, entah apa yang ada dipikiran mama.

"Rika sama Hana ayo naik" kata awan saat suara motor king tangki hijau army itu berbunyi memekakkan telinga

Kami mengangguk. Aku naik terlebih dahulu lalu memeluk awan. Rika naik kemudian dan meremas erat baju ku.

Motor dilajukan awan dengan pelan, menelusuri tiap blok asrama. Awan tak bertanya satu katapun dimana kedua anak itu. Ke sekolah pun tidak, aku dan rika sepertinya sama-sama bingung. Entah ini yang namanya pucuk  dicinta ulam tiba atau bagaimana, kedua anak itu terlihat berjalan dan sambil bersenda gurau keluar dari salah satu blok asrama.

"ituuuuu ommm, ituuuu.. anak-anak nakal itu" teriak Rika sambil menunjuk kearah Heru dan Obi.

Lalu bagaimana dengan aku ? ternyata bakat tak tegaanku tumbuh sejak kecil. Aku malah tak senang mereka bertemu dengan kami. Aku tak suka jika mereka nantinya dimarahi awan. Aku ingin mereka lari, sembunyi agar tak dapat dikejar. Motor awan akhirnya berhenti tepat didepan mereka, wajah rika terlihat sekali tak sabar melihat mereka dimarahi. Lalu wajah mereka? Yang tadinya cerah ceria seketika muram pucat pasi.

Dadaku berdebar, aku tak suka kondisi ini. Tak lama, suara lembut awan membuat aku dan rika terheran saling pandang.

"tinggal dimana nak ? orang tua kerja apa ?" tanya awan lembut, tatapannya juga teduh

"dekat kali dendeng om, tinggal dengan oma dan opa" saut Obi  setengah menunduk, air matanya menggenang, badannya gemetar ketakutan. Padahal aku tau, tak ada nada marah apa lagi membentak  dari awan.

"kamu?" tanya awan kepada Heru yang diam dan menunduk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun