Hermada : kok mama gitu sih ?
Percakapan itu berhenti disana, menyisakan centang dua abu-abu yang belum berganti biru.
"Boleh ku tanya sesuatu da? Dan ku harap kamu bisa jawab pertanyaanku dengan jujur" tanya Aira hati-hati
"Boleh ra, apa yang ingin kamu tanya? InsyaAllah akan ku jawab dengan jujur" jawab Hermada sambil menegakkan duduknya
"Begini da, aku ini orang perantau dijakarta da. Meski begitu, media sudah membuatku cukup mengerti tentang pergaulan kebanyakan remaja di ibu kota ini, yaa memang tidak semuanya negatif" Aira diam sejenak, menarik nafas dan menghembuskannya kencang kemudian melanjutkan kembali kalimatnya
"bagaimana pergaulan temanmu yang sudah punya pacar da? Maksudku apa sama seperti yang diberitakan ditelevisi dan survei-servei  soal........... free sex?" tanya Aira lebih hati-hati
"hmm.. ya beberapa ada ra, tapi sumpah ra aku enggak seperti beberapa temanku yang melakukan itu. Tapi, apa hubungannya dengan masalahku dan mamaku ra?" ucap Hermada serius
"Begini da, kamu sekarang sudah kuliah dan beruntung juga sudah kerja. Mungkin itu yang membuatnmu sering terlambat masuk kuliah kan?" Tanya Aira dan dijawab sebuah anggukan mantap oleh Hermada
"Da, mamamu nggak mau anak laki-laki terjerumus kedalam pergaulan buruk da. Ini logikaku sebagai seorang perempuan yang kelak semoga akan diijinkan Allah menjadi seorang ibu, begini da, kamu sudah kerja kan? Berarti sudah punya uang sendiri kan? Aku bisa melakukan apapun dengan uang yang kamu punya, kamu pasti tau teman-temanmu yang melakukan free sex itu biasanya dimana? Apa iya mereka melakukannya dirumah?" terang Aira
"apa iya ya mamaku berpikir tentang itu?" tanya Hermada
"Bisa jadi da, kalaupun bukan sebab itu ada hal yang pastinya mendasar da" Jawab Aira mencoba menerawang berbagai alasan lain