Tiga negara di Asia Tenggara telah melaporkan adanya kasus cacar monyet yang telah tersebar. 11 kasus positif terkena monkeypox di Singapura, dua kasus positi monkeypox di Thailand dan satu kasus monkeypox di Filipina. Dan saat ini terdapat suspect Monkeypox yang dikabarkan berada di Jawa Tengah, Indonesia. Syahril, Juru bicara Kemenkes mengatakan bahwa pasien tersebut bukan PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri), sehingga akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan sampai sekarang ini belum dikonfirmasikan kasus cacar monyet positif di Indonesia.
Cacar monyet dikenal sebagai infeksi virus dengan bintil bernanah yang muncul di kulit. Apa yang membedakan cacar ini dengan cacar biasa adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada limfadenopati (kelenjar getah bening) seperti di leher, ketiak bahkan selangkangan. Pertama kali cacar monyet ini muncul di negara Kongo, Afrika Selatan tahun 1970. Penyakit ini menular dari hewan ke manusia melalui cakaran bahkan gigitan oleh hewan yang positif membawa virus monkeypix. Tidak hanya itu monkeypox juga dapat ditularkan melalui cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Pada periode invasi (0-5 hari) maka akan timbul gejala monkeypox yang dapat berlangsung sekitar 5 hari, seperti
- Demam
- Sakit kepala hebat
- Nyeri punggung dan otot
- Kelenjar getah bening membengkak (di leher, ketiak atau selangkangan)
- Asthenia (lemas berlebihan)
Pada periode erupsi kulit (1-3 hari setelah demam) maka gejala yang muncul adalah munculnya ruam kemerahan dan tersebar cepat, dan ruam berisi nanah. Ruam-ruam ini tidak hanya muncul dikulit tetapi di kerongkongan, telapak tangan & kaki, selaput mulut, area kelamin dan jaringan mata. Ruam akan mengering dan membentuk kerank kurang lebih 10 hari dan butuh waktu berminggu-minggu agar bisa mengelupas.
Gejala cacar monyet berlangsung 2-4 minggu hingga ruam menghilang dan meninggalkan bekas di tubuh. Agar tidak terkena cacarmonyet diharapkan lebih berhati-hati terlebih jika sering melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
