Komando USA Space menyatakan bahwa puing-puing roket China memasuki atmosfer Bumi di atas langit Samudra Hindia dan dikabarkan sampai di langit Sumatera pada 30 Juli 2022 23.48 WIB. Situs Jejaring Sosial Weibo sempat melakukan pembaruan bahwa Badan Antariksa berawaak China mengatakan sebagian besar puing-puing terbakar saat berada di Laut Sulu, perbatasan Kalimantan dan Filipina, tepatnya di dekat Kalimantan bagian utara.
Walaupun puing-puing roket pecah menjadi bagian-bagian kecil, warga daerah setempat tetap melacak lintasannya selama berhari-hari. Bill Nelson, Administrator NASA sempat menegur bahwa “China tidak memberi informasi lintasan tertentu sehingga roket Long March 5B kembali jatuh. Semua negara harus memberi informasi yang lengkap sehingga dapat mengetahui potensi resiko dari puing-puing roket yang berjatuhan, Long March 5B memberi resiko hilangnya nyawa dan harta benda!”
Dikabarkan Roket ini bergesekan dengan udara diatas atmosfer dan mulai kehilangan kendali, biasanya disebut “Uncontrolled re-entry”. Roket ini diluncurkan dari Hainan, China dengan misi pengiriman modul Wentian. Karena bahan bakar yang dibutuhkan banyak sehingga roket ini perlu memuat lebih banyak muatan dan memiliki ukuran besar. Penduduk Malaysia melaporkan bahwa adanya puing-puing roket yang bermunculan disebarkan di media sosial. Orang-orang beranggapan bahwa puing-puing itu adalah kembang api, hujan meteor bahkan komet. Hal ini juga dikonfirmasi US Space Command. Dari tweet-nya, mereka menyebut badan roket ‘jatuh’ dari orbitnya dan masuk kembali ke Bumi pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 23:45 WIB.
Long March 5B adalah roket terbesar China yang telah melakukan penerbangan hingga ketiga kali. Pada penerbangan pertamanya di tahun 2020, roket ini mengangkut kapsul astronot yang terbang tanpa awak ke orbit. Pendorong roket tersebut jatuh di desa di Pantai Gading di Afrika Barat dan menyebabkan kerusakan property dan tidak ada korban jiwa. Long March 5B memiliki banyak bagian diantaranya 4 pendorong samping yang akan jatuh setelah peluncuran dan jatuh tanpa adanya bahaya yang ditimbulkan di Samudra Pasifik.