Mohon tunggu...
Kartika sari
Kartika sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Life Has No CTRL + Z

Life Has No CTRL + Z

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Undip: Gerakan "INDOMI" dan Penciptaan Alat Touchless Hand Sanitizer kepada Masyarakat Desa

4 Agustus 2021   12:08 Diperbarui: 4 Agustus 2021   14:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klegenwonosari, Kebumen (04/8) -- Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemic. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat tak lain hal di Indonesia yang dimana hingga saat ini wabah virus COVID-19 terus meningkat. Hal ini dilansir oleh data Satgas COVID-19, hingga Jumat (23/7) terdapat tambahan 49.071 kasus baru masyarakat yang terinfeksi COVID-19  di Indonesia. Sehingga total masyarakat Indonesia yang dilaporkan terinfeksi virus Covid-19 menjadi 3.082.410 kasus positif COVID-19.

Sama hal nya yang terjadi di Kabupaten Kebumen dimana kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Kebumen dalam sepekan terakhir mengalami peningkatan, bahkan banyak yang meninggal karena terpapar virus tersebut dimana dari 26 kecamatan, 16 kecamatan sudah masuk zona merah dan oranye. Sedangkan 10 kecamatan lain masih zona hijau. Tentunya hal ini terus mendapat perhatian oleh para pemerintah tak lain hal nya oleh Bupati Kebumen itu sendiri dimana mereka meminta masyarakat memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kolektif untuk mematuhi protokol kesehatan yang dimaksudkan untuk menekan wabah COVID-19, dimulai dari menekan angka penularan, mengeluarkan kebijakan yang membatasi mobilitas masyarakat serta himbauan untuk segera melaksanakan vaksinasi. 

Pemerintah menekankan pentingnya perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas. Berdasarkan banyak penelitian ternyata perilaku 5M ini tidak cukup untuk memerangi keganasan virus COVID 19 ini. Oleh karena itu pemerintah menciptakan sebuah gerakan baru yaitu Gerakan 6M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi keurmunan, mengurangi mobilitas dan menghindari makan bersama diluar. Tidak hanya perilaku 6M yang dikampanyekan sebagai salah satu senjata melawan COVID 19, vaksin pun kini di gadang -- gadangkan sebagai salah satu alat yang ampuh dalam melawan COVID 19. Pemerintah pun kini banyak menyediakan berjuta juta vaksin COVID 19 untuk disalurkan secara gratis kepada para Masyarakat.

Berdasarkan survey yang dilakukan Mahasiswa KKN TIM II UNDIP, Kartikasari dimana ia mengetahui bahwa banyak dari masyarakat desa yang belum patuh akan gerakan 6M dan  dalam menerapkan protocol kesehatan serta banyak dari masyarakat desa yang termakan hoax akan efek bahaya vaksin COVID 19, maka Mahasiswa KKN TIM II UNDIP menciptakan sebuah gerakan unik yang dinamakan gerakan "INDOMI" yang merupakan kepanjangan dari INDOnesia Melawan covId 19 dalam rangka memerangi bahaya serta penyebaran virus COVID 19 ini. 

Gerakan ini berisikan seruan kepada para masyarakat turut patuh melaksanakan gerakan 6M yakni ya pertama mencuci tangan dengan sabun, rajin mencuci tangan mengurangi potensi terjadinya penularan virus COVID-19. Penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol juga diperbolehkan. Namun, apabila ada akses untuk mencuci tangan, lebih baik mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kedua menggunakan masker dengan benar, masker berperan besar dalam menangkap droplet yang keluar dari mulut seseorang. Saat ini masyarakat disarankan untuk menggunakan 2 masker atau double mask agar potensi penularan berkurang. Ketiga menjaga jarak, di saat seperti ini berikanlah jarak aman setidaknya 2 meter dengan orang lain untuk mencegah adanya perpindahan droplet dalam jarak dekat. 

Keempat menghindari keramaian, virus bisa saja hadir didalam tubuh seseorang tanpa pemberitahuan melalui gejala apapun sebelumnya. Jadi diharap masyarakat untuk waspada dengan sekitar. Kelima, menghindari makan bersama, makan bersama apalagi dibarengi dengan berbicara sangat rawan terjadinya perpindahan droplet sehingga lebih baik masyarakat makan sendiri saja dan tidak berkerumun, hal ini dilakukan demi kesehatan diri sendiri dan orang lain. Keenam mengurangi mobilitas, apabila pekerjaan dapat dilakukan dari rumah, lebih baik dilakukan dari rumah dan keluar rumah hanya untuk kepentingan darurat.

Akan tetapi berdasarkan survey juga yang dilakukan Mahasiswa KKN TIM II UNDIP dimana ia juga mengetahui bahwa di setiap lokasi belum tentu memiliki akses aliran air dan juga sabun yang cukup maka Mahasiswa KKN TIM II UNDIP juga tururt menciptakan sebuah gagasan unik untuk menciptakan sebuah alat yang diberi nama Touchless Handsanitizer Alat ini diletakan di tempat umum yang dapat menghemat penggunaan air dan dapat dipindahkan ke berbagai tempat (portable). Penggunaan Touchless Handsanitizer ini dikhususkan pada tempat umum yang ramai dikunjungi oleh masyarakat setiap hari. Touchless Handsanitizer dapat mengurangi kontak tangan saat digunakan di tempat umum sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19. Selain itu dengan alat ini juga turut berperan dalam gerakan "INDOMI" yang merupakan kepanjangan dari INDOnesia Melawan covId 19.

Tidak hanya membuat alat Touchless Handsanitizer, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP juga menciptakan sebuah booklet yang berisikan cara pembuatan serta alat bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan alat Touchless Handsanitizer. Selain itu booklet tersebut juga berisi apa saja manfaat yang kita dapatkan dengan menerapkan protocol kesehatan demi menghindari dan menekan angka kasus positif COVID-19.

Selain itu gerakan "INDOMI" yang merupakan kepanjangan dari INDOnesia Melawan covId 19 juga turut menyerukan kepada para masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin gratis dari pemerintah. Mahasiswa KKN TIM II UNDIP juga menyerukan bahwa vaksin COVID 19 ini tidak berbahaya dan banyak sekali memiliki manfaat seperti membentuk kekebalan kelompok, menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID 19, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan menyeluruh, menjaga produktivitas dan meminimalkan dampak sosial dan ekonomi. Selain itu Mahasiswa KKN TIM II UNDIP juga menerangkan kepada para masyarakat untuk tidak termakan hoax -- hoax yang dilontarkan oknum -- oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun