Mohon tunggu...
Kartika Dewi Purnamasari
Kartika Dewi Purnamasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Dream, Do, Make it true"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Opini :Anak Kecil Diajak Sholat Berjamaah

12 Juli 2013   11:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:39 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan oleh setiap muslim di dunia. Bulan yang istimewa karena penuh berkah, dimana Allah SWT membuka pintu ampunan sebesar-besarnya kepada seluruh umat. Banyak orang berlomba-lomba untuk mencari pahala, yang tadinya jarang ke masjid kalau Ramadhan jadi rajin ke Masjid berjama'ah, yang tadinya membaca Al-Quran jarang kalau Ramadhan tiba memperbanyak bacaan dan hafalan, yang tadinya tidak bisa mengendalikan hawa nafsu kalau bulan Ramadhan mau gak mau harus menjaga setiap perkataan dan perbuatan.

Nah, tulisan kali ini sekedar opini mengenai anak kecil yang diajak berjamaah solat di masjid. Pasti teman-teman sering menjumpai dan sering menjadi perbincangan kalau ada anak kecil suka ribut waktu sholat. Ada aja tingkah anak kecil waktu orang tuanya solat, ada yang lari-larian di atas sajadah orang lain bolak-balik, ada yang membunyikan mainannya sampai suaranya keras, ada yang suka melihat orang dewasa lain dari bawah waktu solat, ada yang naik ke punggung, ada yang bertengkar sama temannya dllsb..Namanya juga anak kecil...

Yang pertama, memperkenalkan anak kecil sejak dini mengenai agama merupakan hal dasar yang harus dilakukan setiap orang tua. Membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, belajar kisah-kisah Nabi, diajarkan membaca Al-Quran, menghafal surat-surat pendek perlu dilakukan sejak dini, karena otak anak yang sedang berkembang sangat mudah sekali menerima suatu pelajaran. Termasuk diajak ke masjid untuk ikut berjamaah menurut saya bisa juga mengajarkan anak bagaimana itu sholat dan belajar memperkenalkan mana itu imam, dan menjadi makmum harus bagaimana agar kalau sudah dewasa terbiasa ke masjid untuk berjamaah. Setiap sholat Rasul juga mengajak buah hatinya untuk ikut berjamaah dan tidak melarang jika ada ibu-ibu mengajak serta putra-putrinya yang masih kecil waktu berjamaah..

Kedua, sering kali menjadi masalah jika anak-anak kecil membuat tidak nyaman orang dewasa lain saat beribadah. Lari-lari, gaduh, kadang menghilang yang membuat orangtuanya tidak konsentrasi waktu beribadah. Dan terkadang jugai, takmir masjid sampai harus mengingatkan berulang-ulang suapaya orangtua yang membawa anak kecil memperhatikan anaknya agar tidak gaduh waktu ibadah sedang berlangsung..

Nah, ini ada juga pendapat dari teman saya agar sisi postif dan negatif membawa anak kecil ke masjid bisa teratasi. Waktu jaman Rasul yang saya tahu, beliau sampai harus menggendong putranya waktu sholat, ini bisa juga dicontoh. Sebelum berangkat ke masjid anak harus berjanji gak boleh ramai di masjid nanti kalau ramai ada hukuman sendiri di rumah. Trus diusahakan si anak tidak jadi satu dengan temannya yang juga anak-anak karena jika sudah ketemu pasti si anak akan gaduh bahkan bermain dengan temannya. Diusahakan tidak membawa mainan yang menimbulkan bunyi-bunyian. Memakaikan pampers kalau-kalu di tengah ibadah anak minta diantar ke kamar mandi. Membawa botol minuman soalnya anak kecil sering kali kehausan, dan diberitahu kalau waktu sholat tidak boleh ramai. Bisa juga orangtua mengajarkan anak berjamaah di rumah dengan anggota keluarga yang lain, kalau memang si anak tidak bisa diajak kompromi :D

Tulisan ini sekedar opini, mungkin kalau ada yang kurang berkenan mohon koreksi..

Surabaya, 12 Juli 2013

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun