Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Koleksi Barang, Antara Hobi, Gengsi, Investasi dan Dosa

5 Mei 2021   23:19 Diperbarui: 5 Mei 2021   23:30 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Produk plastik ini memang luar biasa sih, entah berapa ribu suami dan anak-anak diomeli kalo ketinggalan barang ini, apalagi sampen ketinggalan. Siap-siap aja ketemu wujud monster sang Bunda. Kalo urusan Tupp*r ware, semua Bunda bisa punya Mr.Hyde.

Saya pribadi bukan tipe pengkolektor. Zaman bocah-bocah gemar filateli atau tukar menukar filler paper warna-warni saya bingung. Lah itu kan hanya binder paper. 

Jangan tanya apakah saya punya koleksi baju, sepatu, jam tangan atau minyak wangi. Saya terlalu minimalis dalam hidup. Buat saya yang tidak punya hobi koleksi jelas mengumpulkan barang-barang yang tidak berhasil guna dan berdaya guna langsung dalam kehidupan saya jelas sebuah beban. 

Saya jarang punya baju baru, bahkan lebaran pun tidak pernah punya baju baru.  Demikian juga barang-barang lain.Jika belum rusak ya belum ganti

Saking mininalisnya saya, bahkan kadang agak panik jika ada tamu. Saya tidak punya piranti makan yang proper untuk menjamu tamu. 

Ini sih kelewatan ya, sepertinya perlu diingatkan soal ini. Toh piranti makan yang layak juga kebutuhan bukan koleksi. 

Saya yang mengenali bahwa bahasa cinta saya bukan dilimpahi hadiah. Jelas jarang sekali membeli hadiah buat saya sendiri sebagai bentuk self love. 

Untuk buku, saya lebih banyak meminjam. Demikian juga musik dan film. Jika dulu lebih memilih menyewa. Syukurlah perkembangan dunia digital sangat maju. Jadi soal hobi ini juga aku tak perlu mengkoleksi bahkan soft copynya. Bisa streaming. 

Tentu hal ini berbeda dengan teman-teman ataupun saudara yang memang gemar mengkoleksi barang. Koleksi barang bisa karena hobi, gengsi atau investasi. 

Misalnya saja dulu demam koleksi ikan lohan (sekarang ikan cupang) atau koleksi batu akik hingga tanaman hias, yang kadang dalam benak saya harganya tak masuk akal.

Tetapi seringkali karena ikut-ikutan, ada gengsi yang harus dijaga takut dicap ketinggalan zaman, pun dengan alasan investasi, banyak orang tiba-tiba jadi kolektor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun