Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangankan Bukber, Umroh Saja (Katanya) Bisa Virtual

25 April 2021   21:32 Diperbarui: 25 April 2021   21:38 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani ibadah puasa di bulan ramadan di tengah pandemi covid 19 memang memerlukan perjuangan tersendiri. Ibadah puasa wajib tetap dijalankan meski tidak dapat seperti biasanya. 

Banyak aktifitas di bulan ramadan yang biasanya menciptakan kerumunan seperti shalat tarawih dan ibada di masjid diperlakukan secara jauh lebih ketat dengan  memperhatikan protokol kesehatan.

Salah satu hal yang dirindukan saat puasa adalah buka bareng dengan teman-teman. Bisa jadi teman kerja (kayaknya kurang aja kali ya waktu ketemu di tempat kerja), teman komunitas (ini ada banyak banget), teman nongkrong hingga teman sekolah sebagai ajang reuni.

Meski bukber terutama di hotel dan tempat makan tidak dilarang. Namun, persoalan lain muncul. Bukber hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berada dari satu kota. Larangan mudik menyebabkan tradisi bukber dengan teman-teman yang telah merantau ke kota lain tidak dapat terselenggara.

Padahal ini momen yang hanya dalat dilakukan setahun sekali. Entah alasan apa, meski satu kota bahkan masih satu kelurahan pun jarang bersilaturahim dengan teman sekolah. Kecuali teman-teman yang merantau pulang ke Palembang dan mengadakan bukber. 

Karena biasana halal bi halal susah dilakukan mengingat waktu yang terbatas dan ada begitu banyak keluarga yang perlu dikunjungi.

Perbedaan Waktu Indonesia Yang Bikin Kocak

Sejak tahun lalu, saya dan  beberapa teman SMP melakukan bukber virtual dengan menggunakan aplikasi zoom meeting.  Aplikasi sejuta umat pada masa itu. Pertemanan kami tak begitu banyak, tetapi tersebar dari Papua sampai Aceh. 

Janjian bukber dengan teman satu kota saja begitu riweh, apalagi yang beda kota seperti kami. Apalagi menentukan waktu meeting yang memang tidak lama itu, cukup 45 menit. Tapi persiapannya luar biasa.

Kami tidak dapat egois untuk memilih waktu magrib Palembang sebagai waktu bukber. Kami memakai waktu magrib Aceh, yang bedanya lebih dari setengah jam dan bahkan lebih lama lagi dari teman-teman di Timur. Bahkan, salah satu teman kami di Wamena sudah sangat mengantuk dan wkatunya bersiap istirahat saat waktu magrib Aceh. 

Karena itulah, waktu bukber wajib saat malam minggu. Ya setidaknya kami bisa meledek teman-teman SMP yang pernah punya kenangan khusus dengan teman-teman kami serasa ngapel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun