Sesuai metode hitung Badan Pusat Statistik, total pengeluaran rumah tangga untuk ART dibagi dengan populasi rumah tangga, baik yang mempekerjakan ART maupun tidak."
Sebagai ibu dari seorang anak kelas 4 SD yang mapel IPA-nya soal pendataan dan pecahan kok rasanya mau ngomong apa. Itu penyebut kok gak imbang banget dengan pembilang.Â
Sudah jelas toh hasil data pembilang itu saja survey, dengan sample bukan keseluruhan. Hadeehh. Kenapa gak sebutin saja presentase rumah tangga yang punya ART. Lebih clear kan?Â
Which is Anak Jaksel so sad ya, sok-sok an drink coffee aja di cafe tapi bayar pembantu cuma 277 K ya?
Ketika pemerhati pendidikan sedih dengan angka PISA pelajar Indonesia yang di bawah rata-rata. Lah ini lembaga survey membuat rilis klik bait, yang sama buruknya dengan media mainstream yang ada sekarang.Â
Jika membaca 'tentang kami' loka data "Lokadata.id adalah perusahaan media dengan fokus utama pada jurnalisme data dan riset. Kami percaya pada masa depan, peran data  kian penting dalam memberikan perspektif baru terhadap sebuah peristiwa atau tren. Sekaligus, memberi warna baru terhadap jurnalisme pada era yang kian menantang", Mamak-mamak bersarungan pinjungan semacam kami mencoba mengertilah.Â
Gak perlu kirim hasil data, gak bakal kubaca juga. Kasian sama bagian grafis kalian yang dibayar mahal buat infografis yang buat mamak-mamak ini cari parasetamol di kotak obat.Â
Terima kasih sudah merendahkan upah ART yang di kondisi ini makin berat dengan operasi hitung kalian yang tujuannya ke mana kami tidak paham. Jika untuk mendorong semakin banyaknya masyarakat kota menggunakan jasa ART, apakah harus dengan angka serendah itu, semakin membenamkan posisi tawar para ART. Â
Pesan kalian tentang makin terpuruknya nasib ART di masa covid 19 ini gak nyampe. Bukan simpati yang diterima. Mereka gak butuh simpati, mereka butuh kerja dengan upah yang layak.
Selamat menikmati makan siang di hari minggu, selamat lebaran kupatan bagi yang merayakan.
Salam kompal selalu, tetap bahagia. Â Â Â