Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Benarkah Gaji ART Paling Tinggi Cuma 277 Ribu per Bulan?

31 Mei 2020   12:40 Diperbarui: 1 Juni 2020   09:59 5906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rerata Gaji ART (Tangkapan Layar Lokadata)

Belum lagi layanan "ecceran" dari penyedia jasa online. Pembersihan rumah secara menyeluruh, bahkan alat bawa sendiri pun sudah lebih mudah terjangkau, termasuk jangkauan harga yang lebih efisisen dibandingkan mengupah ART per bulan untuk membersihkan rumah. 

Demikian juga jasa laundry kiloan, yang sangat efektif mengatasi permasalahan cucian rumah tangga. Jika dihitung juga jauh lebih murah dibandingkan mengupah ART untuk mencuci di rumah. 

Belum lagi terlepas dari segala keluh kesah sang ART, yang seringkali melepas energi negatifnya kepada juraganya hanya untuk mendapat pinjaman, kasbon, atau meminta uang lebih. 

Namanya majikan kan selalu dianggap punya duit lebih. Soal cicilan rumah, kendaraan bahkan makannya juraga saja dari kredit ya gak kelihatan toh. Beda dengan para ART yang dikejar-kejar debt collectornya rentenir , mata elangnya leasing, koperasi keliling  atau bank berjalan.

Rerata Gaji ART cuma 100- 200 ribuan?

Minggu ini lokadata merilis data olah data tentang rerata gaji ART tertinggi di Indonesia dengan judul Orang Kota Butuh Tangan Ekstra. Dalam rilis yang juga di twitt kemarin dengan infografis pada gambar tulisan ini. 

Siapapun akan mengernyitkan dahi dengan angka yang ditampilkan. Bagaimana mungkin jumlahnya tidak mencapai 10% dari upah yang biasanya diberikan kepada ART di daerah itu. 

"Setiap orang akan berani punya pembantu lebih dari 4 orang per rumah tangga jika gajinya segitu". Upah tertinggi saja di Jakarta selatan 277 ribu rupiah itu hanya berani untuk mengupah ART harian 3-6 hari loh, dengan pekerjaan spesifik pula. 

Gak bisa semua pekerjaan. tentu ada yang aneh dari olah data ini tanpa perlu kita membuka kembali kita "How to Lie with Statistics" nya Darell Huft yang terbit  tahun 1954 itu kan?

Secara sederhana, metodelogi sebuah penelitian dipilih untuk mengolah data untuk memecahkan masalah bukan merumitkan masalah. Ya beberapa pelacur intelektual memang pura-pura tidak tahu memainkan statistik untuk meyesuaikan hipotesis, apalagi jika kajian terkait dengan "studi kelayakan". Mau data darimana yang penting kalinat "LAYAK" muncul deh, dengan tambahan S&K tentunya.

Saat mengklik data jelas memang disklaimer oleh data ini: "Lokadata.id mengolah data pengeluaran untuk ART" dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2019. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun