Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hilal Syawal 1441 H, PSBB, PKI, dan Ahlak Kaum Rebahan

24 Mei 2020   23:40 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:50 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue Lapis Palembang (Dok. Gastronomika8)

Tak ada lebaran yang tak berkesan. Setiap tahun pasti merangkai kisah-kisahnya tersendiri. Tak adil pula membandingkan mana hari saya terbaik yang pernah dialami sepanjang hidup, toh.  Karena hari ini bertepatan dengan 1 syawal 1441 H (2020 M) kedua tahun yang memiliki angka kembar yang unik. Sebuah catatan tahun ini yang akan dikenang sepanjang usia

Lebaran di Tengan Pandemi Covid 19

Telah bebeberapa bulan ini, dunia menghadapi pandemi covid 19. Secara bersama-sama untuk melakukan upaya pencegahan penyebarannyta semakin meluas, termasuk stay at home.

Palembang yang menerapkan PSBB sejak tanggal 21 Mei 2020 yang sempat dipertanyakan pula efektifitasnya. Palembang sebelumnya, meski belum menjalankan PSBB telah banyak yang WFH, bahkan murid-murid juga sudah sekolah dari rumah.

Di saat sudah mencapai kebosanan tanpa kepastian apakah upaya ini berhasil, justru pemerintah mengambil sikap untuk melakukan PSBB. Meski awalnya PSBB rencananya akan dijalankan pada tanggal 25 Mei 2020, tetapi dengan semakin meningkatnya jumlah pasien terkonfirmasi covid kebijakan PSBB dipercepat pada tanggal 21 Mei 2020.

Sebuah kebijakan yang entah, karena jalan justru ramai setelah penerapan PSBB. Jangan tanya bagaimana pasar, tumpah ruah untuk mencari keperluan lebaran. Bahkan mall pun tetap ramai. Toko baju di Plaju bahkan sempat viral dengan promo serba 35 ribu nya itu membuat pengunjung tokonya sangat ramai.

Jangan tanyakan bagaimana kebijakan jaga jarak di situsi padat demikian. Gak kaget sih, karena memang hal itu terjadi sejak THR cair. Lebaran gak tersedia hidangan lebaran dan gak pake baju baru tidak akan terasa lebaran bukan?.

PKI Ulang Tahun
Sidang istbath yang tidak melihat hilal di 80 titik pada hari jumlat tangga 22 Mei 2020 yang lalu memastikan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Minggu tanggal 24 Mei 2020. Di Palembang, kemarin beredar pemberitaan tentang ormas yang mendapati  lambang PKI di sebuah toko aksesoris di salah satu  mall Palembang.

Jangan tanya mengapa toko aksesoris mall masih buka, dan jangan tanya ngapain tuh masih aja jalan-jalan di mall saat PSBB. Di luar kapasiatas kita memahaminya. Jeli banget pula mereka, lambang PKI itu terdapat pada  sticker yang mereka jual. Bagi mereka ini meresahkan membiarkan bibit-bibit bahaya laten PKI dapat tumbuh subur.

Ah, sudahlah, diriku hanya melihat ini sekadar cari panggung saat petugas sibuk PSBB.  Hingga kegabutan gak jelas membuat saya melihat media sosial yang menghujat salah satu anggota band Slank yang mengucapkan selamat hari jadi Boedoet ke-112. Dengan narasi menyebutkannya sebagai antek. Ya, tahu sendirilah makna kata antek mengarah kemana.

Bingung juga sempat menjadi klarifikasi bahwa katanya itu ucapan selamat hari jadi sebuah sekolah menengah kejuruan. Padahal angka 112 itu kan angka hari lahirnya Boedi Oetomo. Organisasi pelopor pergerakan nasional yang ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional.
Boleh jadi karena yang share gak ikutan Samber THR Kompasiana sih, jadi gak inget kalo tanggal 20 Mei 2020 itu hari kebangkitan nasional, he..he..

Baru ngeh saat beberapa tweeps centang biru berkicau tentang peringatan hari jadi PKI yang ke-100. Benci dan cinta memang seperti dua sisi mata uang. Orang-orang yang teriak benci PKI malah paling ingat ulang tahun PKI. Saya baru ngeh sih, ya maaf, saat belajar PSPB gak pernah masuk ujian kapan tuh tanggal berdirinya PKH (Partai Komunis Hindia) yang berubah nama menjadi PKI pada tahun 1924.

Ingatan ku tentang PKI hanya pada pemberontakannya di tahun 1926 kepada pemerintah Hindia Belanda, yang menjadikannya sebagai partai terlarang di Hindia Belanda. Merobah pola perjuangan bangsa dari radikal ke moderat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun