Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cerita Kompal "Wang Tobo Kak La"

9 Maret 2019   22:24 Diperbarui: 9 Maret 2019   22:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (www.tripmondo.com)

Sare jadi wang yang dak terti base dusun. Maklumlah, wang tobo kak lah empai terti bebase beso ni lah. Ubakku wang jawe, Yai ku wang Jawe juge, cuma nyekku wang Talang Balai, dusun di Ogan Ilir, dilewati Batangari Ogan  tapi base lebih mirip base Musi, searai-arai kami lah bebase Plembang, cuma kadang pas mudik dengo base dusun.

Kalo mudik, Nyai adek Nyekku mentangke tiko nyambut kami, masak gulai labu parang tenga ikan betok bole nangkul ape jale.

"Ujue, ngape kau enggan makan?, bidike dikit kalu enggan"kate nyai ngele tobo enggan makan.
"Aku endak e gulai tu Nyai" tobo nyahut.
"Kalo endak e ampat dikit e, Mbok Gemok, Mang Tam, Yai Anjang belum makan" kate Nyai.
"Sue kabar e Andak mak ikak arai?"tanye Nyek tengah Nyai.
"Bajik, cuma mak ikak arai die lah cerai dengan Neng"kate Nyai.
"Mak lame tulah, kalo agam tegiri-giri kalu benci tetanah liat"late Nyek.
"Ai empai mopok tobo mantu betine macam die, ape-ape enggan,  penyungkan".
Ai.. naseb tobo makan di sikak. Nyahut tobo kene marah, jadi cucung durhake".

Ini cuma crite tobo yang memang direkayasa kebutuhan fiksi.

Cerita ini dibuat dalam Bahasa Dusun Talang Balai , Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Mohon maaf jika banyak salah diksi karena penulis bukan penutur asli, hanya nenek (Ibu dari Ibu) sebagai penutur.
Rumpun bahasanya adalah Melayu Musi, meski berada di Sungai Ogan dengan logat biasa Melayu dengan intonasi sedang, dialek pada huruf e seperti pengucapan kata bebek.

Kaum tua biasanya pandai menggunakan diksi dalam memberi nasehat melalui petata-petiti dan peribahasa. Huruf asli menggunakan huruf ulu (aksara alpabet kaganga), meski sudah sangat jarang yang bisa menggunakannya.

Di keluarga kami, generasi terakhir pengguna huruf ulu adalag Ibu daei Nenek kami, generasi selanjutnya menggunakan huruf latin dalam keseharian dan huruf arab untuk ibadah.

Arti cerita singkat tersebut

Susah jadi orang yang tidak mengerti bahasa dusun. Maklumlah, (meski) saya orang sinilah baru mengerti saat sudah besar. Ayahku orang Jawa begitu pula Kakek (Ayah dari Ibuku), hanya Nenek orang Talang Balai, dusun di Ogan Ilir, dilewati Sungai Ogam tetapi bahasanya lebih mirip ragam bahasa Musi. Sehari-hari saya menggunakan Bahasa Melayu Palembang. Hanya saat mudik saya akan mendengar bahasa dusun.

Jika mudik, Nyai adik Nenekku (Di Talang Balai ada pembedaan panggilan Nyek umumnya untuk Ibu dari Ayah atau Ibu, di luar itu dipanggil Nyai) membentangkan tikar menyambut kedatangan kami (itu tradisi kuno sebagai tanda sangat senang dengan kehadiran tamu dan berharap tamu akan bercengkrama lebih lama, tidak hanya bertandang sebentar). Masak sayur santan bumbu kuning aneka sayur mayur dan labu kuning dengan penyedap alami berupa ikan betok hasil menjaring dengan alat tangkul atau menjala.

"Bungsu, mengapa kamu malas makan, ciciplah sedikit kalo tidak suka"kata Nyai saat melihat aku tidak berminat makan.
"Aku mau sayur Nyai" sahutku.
"Jika minat, sedikit ditahan Kakak Perempuan Gemuk, Paman Hitam dan Kakek Tinggi belum makan."
kata Nyai.
"Bagaimana kabar Andak sekarang"tanya Nenek kepada Nyai.
"Baik, hanya sekarang dia sudah cerai dengan Neng" kata Nyai.
"Seperti itulah, kalo suka banget jadinya benci banget"sahut Nenek.
"Ah, baru kali ini aku bertemu dengan menantu perempuan bersifat seperti dia, ogah-ogahan. Pemalas" sahut Nyai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun