Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gaya Santai, "Outfit" Ramadan Pilihan Saya

31 Mei 2018   15:50 Diperbarui: 31 Mei 2018   16:18 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya hari ini (Dok.Pribadi)

Entah berapa rekan suka kesal dengan perilaku santai saya.

Saya terlalu santai dalam melakukan apapun atau menghadapi apapun.

Ehm... baiklah, sepertinya menghadapi apapun terlalu lebay ya. Karena memang sehari-hari saya toh cuma emak galau he..he..

Tahu makna santai kan? Sudah jamak dan masuk KBBI kok, memang kata ini adalah serapan dari bahasa Komering, Sumatera Selatan.

Saya sebenarnya penyuka tayangan fashion, meski jelas bukan fashionista juga.

Cuma suka aja lihat-lihat para model berlenggak lenggok di catwalk, atau melihat-lihat  majalah yang menampilkan fashion yang Haute Couture (ha ha gaya amat, padahal pelafalannya pasti ngawur, maksudnya Adi Busana gitu).

Tetapi untuk benar-benar mengikuti trend jelas tidaklah.

Banyak faktor sih, dimulai dari persoalan budget, size (uhuk tubuh) sampai alasan standar hanya mencukupi kebutuhan.

Busana memang paling baik untuk menunjukkan cerminan diri, terutama bagi pekerja yang terlibat dengan banyak orang, untuk mendongkrak kepercayaan diri atau agar lebih dipercaya oleh klien.

Tentu tampilan paripurna sangat diperlukan jika memang kebutuhan kerjanya demikian,jangankan soal busana bahkan perawatan paripurna agar tampilan semaksimum mungkin flawless pun dilakukan.

Jadi, pakaian yang dipergunakan menjadi simbol identitas pemakainya, bukan hanya bahan yang menjadi perhatian, bahkan merk tertentu dengan label yang jelas seringkali ditampilkan.

Jika umumnya label ditutupi ya, makanya diletakkan di bagian leher. Tetapi pada pakaian tertentu kadang sangat jelas terlihat baik pada sulaman di dekat kantong atau kancing, bahkan pada manset lengan.

Kadang berasa norak juga, mau pakai baju apa pake merknya. Apalagi jika kita terpaksa senyum label segede gambreng itu jelas tiruan. (Waaahhhh....malah rumpi).

Tetapi jika saya lebih memilih pakaian karena kebutuhan saya saja.

Melindungi tubuh dari serangan cuaca dan debu. Paling penting untuk menutup aurat, apalagi bagi saya yang muslimah.

Meski harus diakui, saya  termasuk baru menutup aurat hampir penuh (belum syar'i katanya), tetapi sebelum saya menutup aurat dengan berhijab saya selalu memakai pakaian yang tertutup kok. Setidaknya yang tidak memicu sahwat lawan jenis.

Woooh...tampaknya kalimat terakhir itu "fitnah", lah emang body gak cocok buat pakai baju yang terbuka atau ketat.

Saya berusaha melindungi teman laki-laki saya dari dosa melihat aurat yang buruk.

Kalo bagus sih emang rezeki, kalo jelek ya amit-amit. Dosa udah dapet, mata sepet. He he..

Kebetulan aktifitas saya sehari-hari juga santai,meski di sebuah institusi pendidikan. Ya boleh dikatakan simply, chic n casual.

Hi hi biar gaya dikit ngomongnya, padahal nyatanya ya pake aja apa yang ada.

Keseharian saya (Dok.FB Kartika Lestari Kariono)
Keseharian saya (Dok.FB Kartika Lestari Kariono)
 Jika saya memakai pakaian yang cukup resmi atau memulas muka saya dengan bedak dan bibir saya lipstik tipis saja, teman-teman dapat  sudah memastikan saya ada keperluan di pengadilan atau perkantoran setidaknya perlu bertemu dengan orang-orang tertentu untuk sedikit ngobrol .

Ah...itu sudah jarang saya lakukan. Saya lebih sering mengurung diri saya di ruangan saya saat ini (ya...curcol).

Bagaimana pakaian keseharian saya ya begitu juga pakaian saya saat ramadan.

Paling penting nyaman buat saya. Apalagi udara Palembang yang panas, pilihan bahan yang menyerap keringat seperti katun pun menjadi pilihan utama saya.

Termasuk scarf, saya lebih memilih scarf segi empat berbahan paris, selain nyaman dipakai juga tidak mudah lecek.

Penting untuk tidak terlihat sangat kusut, karena saya menggunakan transportasi angkot kemana-mana. Bisa bayangkan perempuan di sudut angkot tak ber make up dengan baju lusuh dan jilbab lecek?. Rupa jauh dari kata cantik pula, eh pula cengar cengir liat hape.

Sudah...sudah...tidak usah benar-benar dibayangkan. Gak masuk ujian sertifikasi pembaca budiman kok.

Ransel dan alas kaki nyaman.

Itu juga menjadi andalan saya, entahlah saya penyungkan untuk mengeluarkan segala barang saya di tas.

Efeknya kemanapun saya pergi dengan pakaian apapun biasanya pakai ransel, termasuk bergamis atau longdress.

Nyaman saja karena semua perlengkapan dapat masuk, termasuk mukenah.

Meski seringkali tiap masuk supermarket minta dilabel dengan Pak Satpam, karena pihak penitipan menolak dititipi karena saya suka membawa notebook dan mereka khawatir rusak.

Alas kaki nyaman juga paling penting buat saya, sebenarnya paling nyaman bersepatu kets.

Jika naik angkot dan perlu berjalan sedikit tidak merasa sakit dengan kondisi trotoar dan jalan di Palembang yang jarang mulus.

Sebenarnya sudah ada keinginan lebih memanjangkan hijab saya, termasuk mulai meninggalkan celana panjang berbahan jeans atau yang membentuk tubuh.

Persoalannya di waktu dan kondisi tertentu  (misal ada kegiatan outdoor di luar kota) sangat sulit bagi saya menggunakan rok atau gamis.

Apalagi jika membawa motor sendiri, menggunakan celana kulot saja kadang rempong banget. Pilihan celana dan kemeja simpel pun dijatuhkan.

Kalau pergi ibadah, lah..itu sih malah gak pernah perhatian dengan outfit, saya pakai sarung plus kaos oblong lengan panjang, atau daster gak ada yang peduli karena langsung pakai atasan mukena. Lah wong sholatnya di depan rumah , tinggal nyebrang jalan, ngapain mau modis?.

Berhubung lagi ramadan, sebaiknya segala tindak-tanduk tujuannya ibadah, demi keridhaanNYA semata, pastikan saja niat kita berpakaian adalah untuk menutup aurat bukan sebagai ajang pamer mencari pujian yang dikhawatirkan akan membuat hati meninggi. Buat yang liat (aku maksudnya) juga jauhkan dari rasa iri, baik busana dan tampilan. Bisa jadi bukan maksudnya pamer tetapi wujud syukur atas anugerah keindahan tubuh dan wajah juga rezeki melalui pakaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun