Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rendang Krispi, Memangnya Ada?

8 April 2018   15:11 Diperbarui: 8 April 2018   22:34 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Sepanjang minggu ini jagat netizen Indonesia dan Malaysia ramai dengan cerita rendang crispy.
Saya termasuk bingung kenapa bisa begitu heboh menceritakan soal makanan terenak di dunia ini.
Pun ada yang membahas konon filosofi awalnya rendang ini sebagai perlambang kasih sayang bundo kanduang, terhadap anaknya yang merantau ke berbagai penjuru dunia. 

"Bukan laki-laki minang jika tak berani merantau" itu katak Etek yang dulu tinggal dekat rumah saya.
Tidak bisa banyak komen soal rendang lebih detail. Soal awal mula viralnya rendang crispy juga kudapat dari GPS (Gosip Penduduk Sekampung) dengan metode GIS (Gunakan Infotemen seperlunya).
Selain itu, saya bukan orang Minang , interaksi saya dengan orang Minang di kampung saya pun minim sekali. 

Sebagai auditory, soal budaya saya lebih suka jika penjelasannya melalui tutur.
Saat ini, interaksi saya dengan orang Minang hanya pada saat makan siang tertentu ,baik di mobil pinggir jalan, warung atau restoran masakan Minang yang bertebaran di kota Palembang, soal beli dimana tergantung budget. 

Hanya saja, seperti sudah SOP pribadi saya, jika mampir ke warung nasi Minang, pertanyaan yang meluncur manis dari mulutku "Uda, ada otak?".
Soal jawabannya apa itu emang cuma pertanyaan usil saya aja kok. 

Bagi saya, menu rendang menjadi tolok ukur kelezatan masakan di suatu warung atau rumah makan Minang Kabau, pun soal rasa tentu akan menyesuaikan  (setidaknya terpengaruh) selera umum kota tempat restoran itu.
Seperti saya yang kurang menyukai rasa lebih asin dan pedas akan cukup terkejut memakan rendang yang otentik. 

Karena rendang yang dijual pada Restoran Minang di Palembang tidak seasin yang otentik. 

Mana yang lebih enak? jelas penilaiannya kembali ke selera masing-masing yang punya indra pengecap. 

Jadi ingat saat seorang teman yang dari Jambi berkata tidak ada warung nasi Padang yang enak di Palembang,aku tak bisa banyak komentar, lah aku gak pernah ajak dia makan di restoran Minang.
Kurang kerjaan bener ke Palembang cari warung nasi Padang, bukankah di Jambi berjejer banyak banget warung nasi Minang, seperti keberadaan wartel masa 90-an kata Kakak saya.
Kalau di Palembang, lebih banyak  berjejer  warung pempek beserta turunannya, mie celor, martabak HAR ( martabak telor dengan kuah kari kentang), juga Nasi Minyak (sejenis nasi kebuli dengan hidangan ala prasmanan acara besar dari malbi, kari kambing hingga ayam goreng kecap).
Eh..aku lagi ngomongin rendang ya. Maaf...
Lanjut bahas rendang ya, seringkali teman-teman yang bertandang ke Sumatera Barat , jika balik ke Palembang,membawakanku oleh-oleh keripik sanjai.

Tetapi suatu ketika seorang kolega saya membawa oleh-oleh Rendang Telur.
Jangan bayangkan telur rebus yang dimasak rendang, itu kalio telur namanya.
Rendang telur adalah telur dadar yang digoreng crispy dimasak bumbu rendang.
Kebiasaan buruk saya, seharusnyamakanan ini dijadika lauk. 

Tetapi karna rasanya yang gurih dan kriuk enak, jadilah camilan.
Ternyata produk ini susah ditemukan di Palembang, termasuk di pertokoan yang biasanya menjual produk pangan lokal made in Sumbar.
Pernah memesan dengan beberapa teman,ternyata rendang telur adalah oleh-oleh khas Payakumbuh.
Tak ada jalan lain, harus dibuat sendiri.
Yakin bisa? Kenapa nggak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun