Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Asyiknya Lihat "Delighted Text"

23 Maret 2018   16:01 Diperbarui: 23 Maret 2018   17:10 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasilcopas dari fb teman,foto yang rajin tampil beberapa hari ini.

Kalo nyalahin kurang literasi seolah-olah emak galau ini tingkat literasinya tinggi, padahal ya..... gimana mau menceritakannya.  Saya itu cuma sok-sokan saja jika mengisi senarai yang menyertakan hobi maka akan ditulis  "membaca".

Padahal,  membaca buku itu obat paling mujarab untuk segera tidur.  Membawa buku ke tempat tidur, belum 15 menit sudah  entah dimana jiwa saya, terbawa dan terlelap dalam alam mimpi. Jika pagi ditelpon apakah sudah dibaca,langsung skimming dan buat mindmap. Sok-sok-an menguasai beberapa lembar halaman itu padahal selesai itu "hang on".  

Tetapi lain ceritanya dalam urusan  membaca media sosial, hampir tiap waktu sih.Sampai-sampai ada teman yang menyarankan untuk perlu konsultasi dengan yang paham di kejiwaan. Teman macam apa, menyarankan orang yang selalu hepi seperti saya untuk konsultasi klinis kejiwaan.

Saya itu orang Indonesia, sebelum dalam upaya meloloskan diri dari jeratan pidana, menemui psikolog atau sampai konsultasi dengan psikiatri itu hal gak wajar. 

Bagaimana saya akan mengatakan  "semangat pagi, apakah anda bahagia hari ini?" jika  dalam  medical record saya tercatat tengah menjalani terapi anu. eh...itu persoalan lain ya.... lah kok saya malah curcol, ini niat awal  saya mau ngomel. Tadinya mau dibuat cerpen seperti gaya si Bapak Markus, eh.. keduluan. Ya sudahlah jadilah omelan emak-emak saja. 

Entahlah, beberapa hari ini time linefacebook penuh dengan himbauan untuk menulis kata BFF,sebagai cara untuk melihat apakah akun kita diretas atau nggak. Termasuk rombongan brondy yang ngakunya kids zaman now, digital native.Tetapi yang rajin share kok malah mereka mereka. bahkan ada yang sengaja nanya "Bikcik, gimana cara ngamanin akun aku,kena retas nih?sudah beberapa kali ganti password masih aja".

Ketika dikonfirmasi tau dari mana jeng...jeng... ini dia sumber informasinya:

Benar-benar teruji validitas sumbernya.

Atau ada yang sampe curhat dan perlu sessi pinky-pinky mengharu biru gara-gara ada yang sharegini :

Ayo uji nyali hi hi..hasil screetshot timeline yang sliweran.
Ayo uji nyali hi hi..hasil screetshot timeline yang sliweran.
 Mau mengumpat kok rasanya jadi emak-emak kurang ajar. Lah yang curhat juga secara perdata, pidana dan administrasi negara sudah dewasa. Kalo secara adat entah ya,lah memang belum mentas.  Kok patokan kesetiaan dari status FB. Jika dulu facebook jadi bilik pengakuan dosa, dinding ratapan dan tempat bermunajat. Sekarang jadi tempat adu nasib cinta, cakmano ini,dem-dem, nakjadi apo budak-budak mak ini ari (Bagaimana ini, sudahlah,mau jadi apa anak-anak zaman sekarang).

He he tapi ada juga kok yang sudah terikat dalam status resmi panik juga. Ow..ow...kuatir ketahuan punya pelakor atau pebinor nih?. He.. he..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun