Mohon tunggu...
Kartika Asmara.R
Kartika Asmara.R Mohon Tunggu... -

Fakultas Ekonomi|Akuntansi|Universitas Gunadarma

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertahanan Nasional dalam Sosial-Budaya Indonesia

13 April 2013   14:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:15 8818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu, kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

Ketahanan Sosial budaya terbentuk karena manusia (termasuk yang dikategorikan Komunitas Adat terpencil) adalah makhluk sosial. Manusia melalui pergaulan, interaksi dan interelasi sosial dapat menemukan keluhuran budaya yang dapat menghasilkan cipta karyanya yang lebih lanjut dikenal sebagai kebudayaan.

Indonesia sebagai negara kesatuan dengan Sosial budayanya-pun beraneka ragam. Keaneka-ragaman suku dan budaya yang kokoh adalah sebagai akar-akardari ketahanan sosial. Demikian seterusnya, dengan kuat dan kokohnya ketahanan sosial akan menjamin terwujudnya ketahanan nasional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kokohnya ketahanan sosial budaya :
Suatu ketahanan sosial budaya pada hakekatnya diciptakan dan dibentuk serta dipelihara oleh suatu kelompok masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi dipertahankannya ketahan sosial budaya suatu masyarakat adalah:

1.Struktur Sosial

Struktur sosial atau pengelompokan masyarakat, dilakukan untuk memudahkan pelaksanaan tugas-tugas dalam kemasyarakatan. Pengelompokkan dapat dilakukan berdasarkan status sosial, kedudukan, dan bidang kerjanya. Dari Struktur sosial tersebut, maka fungsi masing-masing dalam mewujudkan ketahan untuk tetap eksisnya suatu masyarakat akan lebih terjamin. Ada dua kajian khusus dalam faktor Struktur tersebut, sebagaimana diungkapkan oleh Jusdistira Garna ( 1999:54) yang mengarah kepada Struktur dan fungsi masyarakat. Dengan demikian status sosial seseorang bukan hanya akan menempatkan dirinya pada tingkat Struktur tertentu, akan tetapi ia akan mempunyai fungsi tetentu dalam lingkungan masyarakat, yang dalam hal ini berfungsi dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat di mana mereka berada.Begitu pula dengan kedudukan dan bidang kerja anggota sosial masyarakat lainnya akan menentukan pula fungsinya dalam memperkuat ketahanan sosialnya.

2.Pengawasan Sosial

Pengawasan sosial atau sosial kontrol, merupakan sistem dan prosedur yang mengatur kegiatan dan tindak-tindakan anggota masyarakat.
Dalam praktek kehidupan masyarakat tertentu kontrol sosial ini dijadikan pula sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan dan pengalaman teknik empiris yang digunakan sebagai penangkal ATM (Ancaman Tantangan Halangan) pada lingkungan sosialnya. Dalam kondisi tertentu juga bisa digunakan dalam mengontrol sikap dan perilaku anggota masyarakat yang berkaitan dengan aspek kehidupan beragama, idiologi, sitem hukum, yang berlaku/ dianut.

3.Media sosial

Media sosil atau perantara interelasi antar angggota masyarakat dalam upaya mewujudkan ketahanan sosial bersama yang dilakukan oleh struktur sosial tertentu dalam kondisi yang terintegrasi. Secara faktual media sosial juga dapat dipandang sebagai alat, materiil maupun spritual yang mampu membentuk bahasa dan isyarat dalam rangka komunikasi antar anggota masyarakat.

4.Standar Sosial

Standar sosial yaitu menunjukan kepada suatu ukuran dalam meneliti, menyeleksi sikap dan cara hidup yang mengandung sistem nilai. Sistem nilai tersebut menyangkut kualitas suatu obyek yang dipandang berguna dalam memanfaatkan cara untuk mencapai tujuan dalam kehidupan bermasyarakat. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan dijalankan oleh semua anggota masyarakat menurut struktur dan fungsinya masing- masing dalam rangka membentuk kesatuan kebudayaan tertentu. Tidak menutup kemungkinan faktor- faktor di atas, walaupun kedudukkannya bergeser fungsinya secara ganda menjadi fungsi dasar dalam membentuk kebudayaan.

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-masing memiliki kebudayaannya sendiri karena mereka biasanya hidup di daerah/wilayah tertentu sehingga disebut kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan menjadi kebanggan dari suku bangsa yang bersangkutan. Local genius adalah nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing. Oleh karena itu, local genius biasanya menjadi titik pangkal kemampuan budaya daerah untuk menangkal dan atau menetralisir pengaruh negatif budaya asing.

Kebudayaan yang ada di nusantara telah lama saling berkomunikasi dan berintegrasi dalam kesetaraan. Dalam kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa kebudayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian, perkembangan kehidupan sosial budaya bangsa tidak akan terlepas dari perkembangan sosial budaya daerah.

Kebudyaan nasional juga bisa merupakan interaksi antara budaya yang ada dengan budaya asing yang diterima bersama seluruh bangsa. Hal yang penting dari interaksi itu adalah inetraksi budaya harus berjalan wajar dan alamiah tanpa paksaan dan dominasi budaya satu daerah terhadap budaya lainnya.

Referensi :

http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/pengaruh-ketahanan-nasional-pada-berbagai-aspek/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun