Mohon tunggu...
Karon Marantina Purba
Karon Marantina Purba Mohon Tunggu... Auditor - Profesional

Profesional yang berminat juga di bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berutang Tak Selalu Salah

30 Juli 2019   23:27 Diperbarui: 8 Agustus 2019   18:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Berbicara tentang utang, pasti kebanyakan orang tidak ingin berutang. Sekarang ini utang ditawarkan dengan begitu mudahnya. Tawaran utang melalui sms, telepon dan email serta promosi yang menjadi iming-iming agar mengambil sebuah utang atau kredit sudah sudah menjadi makanan sehari-hari. Berutang itu menjadi sangat mudah. Dalam zaman yang serba digital ini bahkan tidak perlu tatap muka. Persyaratannya cukup fotokopi identitas diri dan NPWP. Dalam beberapa hari pinjaman sudah masuk ke rekening kita. Kartu kredit sudah sampai di alamat kita.

Kondisi ini menyebabkan banyak yang terlena dalam memanfaatkan kemudahan mendapatkan pinjaman, namun akhirnya terjebak, terlilit utang dan dikejar-kejar debt collector. Jadi apakah itu berarti berutang  salah? Bukankah berutang adalah solusi praktis untuk memperoleh apa yang kita butuhkan tanpa harus menunggu kita memiliki uang? Berutang tak selalu salah, namun  kita harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan dalam berutang. Kalau memang penghasilan kita  tidak bisa memenuhi kebutuhan, berutang bisa menjadi satu solusi.

Kredit kepemilikan rumah salah satu utang yang mungkin mau tidak mau harus kita lakukan. Dengan penghasilan yang terbatas, akan sulit bagi kita untuk membeli rumah dengan tunai. Apalagi harga rumah  semakin hari semakin naik. Tidak salah kita membeli rumah dengan kredit. Karena kalaupun kita tidak  membelinya dengan kredit, kita harus menyewa rumah.  Sewa rumah yang selama ini kita gunakan bisa dialokasikan menjadi cicilan. Dengan harga rumah  yang terus naik, artinya nilai rumah yang kita beli juga naik.

Biaya pendidikan yang saat ini semakin tinggi juga terkadang mau tidak mau membuat kita harus berutang. Pendidikan adalah salah satu hal yang penting untuk anak-anak kita. Jadi kalau memang pada kondisi tertentu seperti permulaan pendaftaran sekolah yang membuat biaya yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi, mau tidak mau kita harus berutang.

Kondisi sakit yang tidak disangka-sangka juga bisa menjadi satu alasan berutang yang bisa diterima. Siapa yang bisa menduga kita sakit. Atau mungkin ada kecelakaan yang tidak disangka-sangka, yang membuat kita  harus berutang karena kondisi mendesak, karena kita tidak mempunyai dana darurat.

Modal untuk kebutuhan usaha seringkali juga membutuhkan  uang yang tidak sedikit. Jika kita memang mempelajari bidang usaha tersebut dan berdasarkan perhitungan dan pertimbangan yang matang akan memberikan tingkat pengembalian yang baik,  utang bisa menjadi solusi pemenuhan kebutuhan modal tersebut. Dan tentu saja kita juga sudah memikirkan skema pembayarannya.

Kondisi-kondisi yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan bahwa berutang tidak selalu salah. Tapi memang ada kondisi kondisi khusus yang menyebabkan kita harus melakukannya. Dan memang sudah ada perhitungan yang matang bahwa kita dapat mengembalikannya. Dan kita juga harus punya pertimbangan yang baik ke mana kita harus berutang.

Pilihan pertama yang harusnya kita lakukan adalah, pinjaman ke kerabat, di mana kita mungkin saja tidak dikenakan bunga. Ataupun walau dikenakan bunga, maka bunga sangat rendah. Tapi jangan bertindak tidak beretika karena kerabat menunda-nunda pembayaran hutang atau tidak tidak dibayar pula. Yang namanya utang harus tetap dibayar, walaupun itu kerabat. Carilah pinjaman yang tidak  berbiaya besar. Kalau pun akhirnya harus meminjam ke lembaga keuangan, pilihlah pinjaman yang menawarkan bunga wajar. Kita berutang karena kekurangan uang. Jangan sampai biaya hutang malah menjadi beban.

Untuk keperluan seperti laptop atau printer, atau barang-barang elektronik yang  memang sudah tua dan harus diganti,  bisa menggunakan kartu kredit dengan cicilan 0%. Dibayar dengan cicilan akan sangat meringankan. Tidak mengganggu arus keuangan kita dengan drastis. Tapi lagi-lagi kita  harus sudah mempertimbangkan  bagaimana kita membayarnya. Karena kalau tidak pasti kita akan dikenakan bunga. Memakai kartu kredit juga tidak salah, namun kita harus mengontrolnya dengan baik. Artinya jika kita menggunakannya kita harus membayarnya pada saat jatuh tempo. Jadi pastikan juga jangan kebanyakan cicilan, tetap sesuaikan dengan kemampuan membayar.

Berutang  menjadi masalah jika kemudahan mendapatkan pinjaman, dijadikan alasan untuk berutang, tanpa tujuan yang jelas, dan kemudian menjadi konsumtif. Marketing-marketing yang menawarkan pinjaman juga seringkali mengatakan bahwa kita dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman tunai untuk membeli berbagai keperluan. Jangan dengan mudah menerima tawaran dengan segala iming-imingnya. 

Pikirkan dengan matang. Berutang dan menjadi konsumtif seperti berbelanja dan berlibur  tanpa mempertimbangkan bahwa itu memang benar-benar kebutuhan adalah tindakan yang tidak tepat. Apalagi kita juga belum bisa memastikan bahwa kita punya pendapatan yang cukup untuk membayar utang tersebut. Pinjaman ke bank atau lembaga keuangan yang tidak dibayar pada waktunya, akan terus menambah jumlah utang. Utang menggunung, bisa mengakibatkan terlilit utang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun