Mohon tunggu...
Karomatun Nisa
Karomatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aeri tsundere

Relax and chillin'

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pengamen Penghibur Pengguna Jalan Jogja

25 Juni 2021   11:55 Diperbarui: 25 Juni 2021   12:10 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kami bermain musik untuk menghibur orang di jalan, bukan untuk mencari bayaran”

Arieska, ketua paguyuban angklung di daerah pakualaman Yogyakarta berkata bahwa menjadi pengamen angklung jalanan bukanlah tentang berapa banyak uang yang bisa mereka dapatkan, namun bagaimana mereka bisa menghibur orang-orang di jalan.

Angklung Arieska Jogja sendiri telah berdiri selama 6 tahun di Yogyakarta. Awalnya paguyuban angklung ini berasal dari daerah Purwokerto dan Purbalingga, Jawa Tengah hingga Dinas Pariwisata Yogyakarta memanggil dan meminta mereka untuk melakukan pertunjukkan di Kota Yogyakarta. Mbak Arieska, dan 6 orang anggotanya melakukan pertunjukkan musik angklung di Jalan Sultan Agung, Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimimewa Yogyakarta. Pada Selasa (1/6/2021), seperti biasa grup angklung ini melakukan perform dari pagi hingga sore hari. Pengendara sepeda motor, mobil, sepeda, truk atau pejalan kaki yang lewat dapat terhibur dengan mendengarkan alunan musik yang dimainkan selagi menunggu lampu hijau di perempatan jalan.

“Kami melakukan pertunjukkan musik ini yang utama adalah untuk menghibur orang mba, soal uang mah nomor 2. Lihat orang tersenyum dan ikut berjoget mengikuti musik kami saja kami sudah merasa senang. Kalo ada orang yang ngasih uang itu kami anggap bonus.”

Selain sebagai penyalur hobi, bermain musik sudah menjadi pekerjaan pokok dari tiap anggota karena memang mereka melakukan perform hingga 6 jam lamanya.

Untuk melakukan pertunjukkan musik angklung ini tidaklah sembarangan. Mereka harus mendapatkan izin dari Satpol PP daerah dan menyetujui persyaratan yang diajukan; seperti penggunaan pakaian rapi, sopan dan berseragam, menggunakan sepatu, hingga waktu perform yang telah ditentukan. Jadwal perform mereka adalah diantara jam 9 pagi hingga jam 5 sore setiap harinya dengan waktu ishoma sekitar 1 jam, dari jam 3 sore hingga jam 4. Adanya pembatasan waktu ini dilakukan agar tidak mengganggu aktifitas warga yang bertempat tinggal dekat dengan perempatan jalan yang biasa mereka gunakan untuk tampil. Jika tidak mengindahkan persyaratan tersebut, akan ada pengenaan sanksi langsung dari Satpol PP yaitu berupa penarikan alat musik yang digunakan untuk pertunjukan.

Alat musik yang digunakan sendiri terdiri dari beberapa instrumen, diantaranya angklung lengkap dengan 35 nada, angklung setengahan, gambang, ketipung dan bass sambung. Masing- masing anggota memainkan satu instrumen musik sedangkan sisa anggotanya adalah yang bertugas untuk menarik uang dari para pengendara di jalan. Musik yang dimainkan pun beragam, mereka bebas untuk memainkan musik yang telah disepakati bersama oleh sesama anggota.

Secara keseluruhan, paguyuban angklung di Yogyakarta terdiri dari 15 grup dengan anggota masing-masing grup minimal 5 orang. Namun untuk saat ini, paguyuban angklung tidak lagi bisa menerima anggota baru karena adanya ketetapan dari daerah setempat yang hanya memperbolehkan jumlah anggota sebanyak sekarang.

Tidah hanya melakukan pertunjukkan musik di perempatan jalan, mereka juga menerima panggilan apabila ada seseorang/ instansi yang ingin mereka tampil dalam suatu acara. Jika ada yang berkeinginan memanggil mereka untuk mengisi pertunjukkan, dapat menghubungi nomor contact person yang tertera di banner mereka yang tertuju langsung dengan ketua paguyuban angklung, yakni Mbak Arieska. Project terbesar paguyuban angklung ini adalah dipanggil kontrak kerja oleh salah satu kafe yang berada di Bali, dalam jangka waktu satu bulan untuk menampilkan live performance kepada pengunjung.

Setelah selesai perform, biasanya para anggota berkumpul dan berbincang sambil mengistirahatkan badan di sebuah angkringan di dekat tempat mereka meletakkan instrumen musik sebelum mereka pulang menuju rumah dan melanjutkan kegitan mereka masing-masing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun