Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Tembok Itu Ambrol: Duka yang Menggema di Gontor Magelang

26 April 2025   18:38 Diperbarui: 26 April 2025   18:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses evakuasi korban robohnya kolam air pondok pesantren Gontor 5 Magelang dilakukan hingga tengah malam (Dok.Berita Satu)

Saat Tembok Itu Ambrol: Duka yang Menggema di Gontor Magelang

"Tragedi adalah pengingat keras bahwa keselamatan bukan sekadar kebutuhan, melainkan keharusan di setiap ruang pendidikan."

Oleh Karnita

Pendahuluan: Isyarat Duka dari Sebuah Musibah

Jumat pagi itu, 25 April 2025, menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan bagi keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam di Magelang, Jawa Tengah. Tanah longsor tiba-tiba menghantam pondasi kolam air yang berada di atas kamar mandi santri. Tembok kolam yang tebal dan panjang itu ambrol, menimpa puluhan santri yang sedang mandi atau menunggu giliran menjelang Shalat Jumat.

Seperti dilaporkan Kompas.com (26/04/2025), insiden tragis tersebut menewaskan empat santri dan melukai 25 lainnya. Evakuasi berlangsung selama 13 jam, di tengah kondisi sempit, gelap, dan beratnya fondasi yang menimpa area asrama. Dalam hitungan detik, tempat yang selama ini menjadi ruang bersuci dan bersiap diri itu berubah menjadi saksi bisu duka mendalam.

Musibah ini sontak mengguncang bukan hanya pihak pondok, tetapi juga masyarakat luas. Kementerian Agama menyampaikan duka mendalam dan menyerukan penguatan keamanan di pesantren-pesantren seluruh Indonesia. Tapi lebih dari itu, peristiwa ini seolah menampar kita semua---menghadirkan pertanyaan yang tak nyaman tapi perlu: sudahkah keselamatan menjadi perhatian utama di lembaga pendidikan kita?

1. Runtuhnya Pondasi, Runtuhnya Harapan

 Runtuhnya Pondasi, Runtuhnya Harapan  (Dok.TVOne)
 Runtuhnya Pondasi, Runtuhnya Harapan  (Dok.TVOne)

Tembok kolam yang ambrol itu bukan sekadar keruntuhan fisik, tapi juga simbol robohnya rasa aman di tempat yang seharusnya paling dijaga. Menurut Koordinator SAR Basarnas Borobudur, tembok tersebut memiliki ketebalan 50 cm, tinggi 3 meter, dan panjang 15 meter---cukup untuk meratakan apa pun yang ada di bawahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun