Mohon tunggu...
KARNAWI JAYA
KARNAWI JAYA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MAHASISWA

keberhasilan itu datang dari proses yang rumit

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kepemimpinan Filsafat Steve Jobs

3 November 2022   19:53 Diperbarui: 3 November 2022   20:07 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap orang pasti ingin menjadi ahli dalam satu bidang tertentu. Ada yang ingin menjadi ahli kesehatan (dokter), ahli mesin (insinyur), ahli politik, ahli pendidikan, ataupun apapun. Namun apa sebenarnya arti kata "ahli"? Seorang ahli fisika ternama, Niels Bohr, pernah menulis begini, "seorang ahli adalah orang yang telah membuat semua kesalahan yang dapat dibuat pada satu bidang yang amat sempit."

Jadi seorang ahli adalah orang yang telah membuat semua kesalahan pada satu bidang yang amat spesifik. Itulah kiranya pendapat Bohr, dan didukung oleh seorang ahli neuropsikologi, Jonah Lehrer.

Jika dipikir lebih jauh, inilah juga inti belajar, yakni membuat kesalahan pada satu bidang, lalu membuat perbaikan, lalu membuat kesalahan lagi.

Pendidikan bukanlah seni menghafal, melainkan suatu "kebijaksanaan yang lahir dari kegagalan." (Lehrer, 2011)

Lehrer kemudian mengutip penelitian yang dilakukan oleh Jason Moser dari Universitas Michigan, Amerika Serikat. Pertanyaan penelitiannya amat sederhana; mengapa ada orang yang sungguh belajar dari kesalahan masa lalu, dan memperbaiki dirinya, sementara yang lain tidak? Di dalam hidup setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun nyatanya ada orang yang mengabaikan kesalahan itu, sehingga cenderung mengulanginya, dan ada orang yang belajar dari kesalahan tersebut, dan memperbaiki hidupnya. Mengapa?

Moster

 --menurut hemat Lehrer- mengutip penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Carol Dweck, Professor di Universitas Stanford, AS. Di dalam penelitian tersebut, Dweck membedakan dua macam orang. Yang pertama adalah orang-orang dengan pola berpikir tetap-tertutup. Sementara yang kedua adalah orang-orang dengan pola berpikir bertumbuh-terbuka. Apa bedanya?

Bedanya begini. Orang-orang dengan pola berpikir tetap-tertutup cenderung setuju dengan penilaian dari orang lain. Sementara orang-orang

dengan pola berpikir bertumbuh-terbuka cenderung percaya, bahwa orang bisa berubah, jika mereka memiliki keinginan dan sumber daya yang mencukupi untuk melakukan itu.

Orang-orang dengan cara berpikir tetap-tertutup melihat kesalahan sebagai tanda kegagalan. Kesalahan berarti Saya tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan suatu tugas, lalu pergi meninggalkannya. Sementara orang-orang dengan cara berpikir bertumbuh-terbuka melihat kesalahan-kesalahan dalam hidup sebagai awal bagi proses pembelajaran. Kesalahan adalah "mesin dari pendidikan." (Lehrer, 2011)

Di dalam penelitiannya Moser dan Dweck sampai pada kesimpulan yang sama, bahwa kesalahan dan kegagalan, di tangan orang-orang yang memiliki pola berpikir bertumbuh-terbuka, akan menjadi alat yang amat berharga untuk belajar dan memperbaiki diri. Lebih dari itu di dalam proses belajar, orang harus menjauhi label "pintar", dan mulai memakai label "pekerja keras". Orang pintar cenderung merasa gagal, ketika gagal melakukan sebuah pekerjaan yang sulit. Sementara pekerja keras akan terus berusaha, belajar dari kesalahan mereka, untuk menyelesaikan suatu misi, sesulit apapun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun