Mohon tunggu...
Mia
Mia Mohon Tunggu... Bankir - My Self, Only Mine

Karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Makassar, Saatnya Non Tunai

7 Juni 2015   02:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14325919422132225127

Sabtu 23 Mei 2015, pagi ini saya melangkahkan kaki ke gedung Bank Indonesia yang terletak di jalan Jenderal Sudirman Makassar untuk mengikuti kegiatan Nangkring Kompasiana, yaitu Jelajah Non Tunai bersama Bank Indonesia dalam rangka sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Setelah empat kota besar sebelumnya, kali ini giliran kota Makassar yang mendapat kesempatan untuk nangkring bersama kompasianer lainnya yang juga berada di kota Makassar.
Senang sekali rasanya bisa mengikuti kegiatan ini, karena saya sendiri termasuk salah satu Kompasianer yang sangat mendukung terlaksananya program GNNT di Indonesia. Bukan tanpa alasan saya mendukung program GNNT ini, namun dikarenakan saya sudah merasakan sendiri dampak positif dari bertransaksi non tunai ini dalam sebagian besar kegiatan transaksi keuangan yang saya lakukan.
Kegiatan Talk Show sendiri yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut menghadirkan tiga orang nara sumber yang berkompeten dibidangnya yang merupakan perwakilan dari Bank Indonesia dan juga ASPI (Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia). Dialog dua arah antara Nara Sumber dan Kompasiner ini berlangsung dengan santai dan juga penuh keakraban. Dari setiap slide yang dipaparkan oleh masing-masing Nara Sumber, Kompasianer diberikan gambaran yang jelas mengenai keunggulan-keunggulan bertransaksi secara non tunai dibandingkan dengan bertransaksi secara tunai/cash.
Transaksi non tunai sendiri merupakan salah satu kegiatan transaksi keuangan tanpa menyertakan fisik dari uang tersebut atau dengan kata lain tidak menggunakan uang secara real. Lho kok bisa yah? Iyalah bisa karena transaksi ini menggunakan uang invisible yang medianya ada tiga macam yaitu: kertas (cek dan bilyet giro), kartu (kartu kredit/debit) dan elektronik (e-money).
Indonesia termasuk dalam salah satu negara di Asia yang belum gencar melakukan transaksi non tunai. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat kita masih memilih untuk menggunakan uang tunai/cash dalam kegiatan transaksi keuangannya sehari-hari. Misalnya jika melakukan pembayaran tol, pembayaran listrik, air, telepon dll itu dengan uang tunai/cash, bahkan di toko-toko yang sudah disediakan alat transaksi elektronik sekalipun sebagian besar konsumen masih membayar dengan uang tunai/cash. Padahal jika masyarakat bertransaksi secara non tunai, itu manfaatnya jauh lebih efektif dan efisien.
Banyak sekali manfaat-manfaat yang didapatkan dengan bertransaksi non tunai, diantaranya ialah:
1. Tidak perlu repot membawa banyak uang tunai dalam dompet atau tas sehingga mengurangi tingkat kecemasan akan tindakan kriminalitas. Misalnya pencopetan
2. Tidak ada lagi istilah pengembalian uang dengan permen karena dengan transaksi non tunai uang yang dibayarkan sesuai dengan harga barang.
3. Transaksinya sangat mudah, aman dan karena semua transaksinya tercatat maka ini akan mencegah terjadinya tindakan penyuapan dan juga pemberantasan korupsi.
4. Mencegah peredaran uang palsu di masyarakat.
5. Sangat mudah dibawa dan digunakan.
Pengurusan kartu kredit kini lebih mudah selama memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Khusus untuk kartu e-money itu bisa diperoleh dimana saja. Cukup daftar secara online lalu mentransfer/mengisi sejumlah uang maka e-money tersebut sudah bisa digunakan.
6. Ada banyak diskon/penawaran khusus yang diberikan jika bertransaksi secara non tunai.
7. Tidak perlu mengantri lama saat masuk gerbang tol karena menunggu uang kembalian.
8. Meminimalisasi pengadaan ATM dikarenakan biaya untuk pengadaan ATM dan perawatannya itu memerlukan biaya yang besar. Belum lagi ada kasus pembobolan ATM yang sangat merugikan.
9. Menekan biaya pencetakan uang.
Bank Indonesia mengalokasikan dana kurang lebih tiga triliun rupiah pertahun untuk mencetak uang dan mendistribusikannya. setiap uang yang sudah rusak dan tidak layak edar itu dikembalikan ke Bank Indonesia untuk di musnahkan lalu kemudian diganti dengan pencetakan uang yang baru lagi yang kemudian siap diedarkan. Kebiasaan masyarakat kita yang cuek dalam menyimpan uang, apakah uang itu dilipat, diremas, dll itu semakin mempercepat Bank Indonesia untuk mencetak semakin banyak uang baru lagi. Dengan bertransaksi non tunai, maka permintaan akan beredarnya uang tunai di masyarakat itu akan berkurang dan itu juga berarti bisa mengurangi kewajiban Bank Indonesia untuk mencetak uang sehingga bisa menekan biaya pencetakan uang tersebut.
Dikarenakan banyaknya manfaat yang akan ditimbulkan jika bertransaksi non tunai ini di masa yang akan datang, maka pada tanggal 14 Agustus 2014 Bank Indonesia secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia.
Sebenarnya untuk transaksi non tunai itu bukan hal yang asing lagi bagi kalangan masyarakat kita. Transaksi menggunakan kartu kredit, kartu debit, mobile banking, internet banking, dll itu sudah sering terdengar di telinga masyarakat awam dan ini sudah termasuk dalam transaksi non tunai. Hanya saja memang transaksi keuangan yang menggunakan metode tersebut terbatas pada pembelian barang-barang tertentu dan belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Sebagian besar masyarakat merasa masih lebih enjoy jika melakukan pembayaran secara tunai/cash. Hal ini wajar saja, dikarenakan kebiasaan membayar dengan uang tunai/cash itu sudah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Terbiasa melihat bentuk fisik dari uang lalu kemudian harus beralih ke uang yang tidak kelihatan, itu memerlukan proses adaptasi.
Diperlukan sosialisasi yang lebih gencar lagi untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas supaya mulai beralih ke transaksi non tunai, apakah lewat televisi, radio, surat kabar, media-media sosial ataupu kegiatan-kegiatan yang lainnya. Salah satunya melalui kegiatan Nangkring Kompasiana yang berlangsung hari ini. Melalui kegiatan Jelajah Non Tunai bersama Bank Indonesia ini, diharapkan kompasianer dapat menjadi media-media perpanjangan tangan dari Bank Indonesia untuk dapat mendorong terbentuknya komunitas atau masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan instrument non tunai atau Less Cash Society (LCS) dalam setiap transaksi keuangannya.
Setelah bagi-bagi hadiah melalui kuis interaktif, acara Nangkring Kompasiana bersama Bank Indonesia siang ini ditutup dengan Stand up Comedy dan juga santap siang bersama. Ditunggu kembali kedatangan Kompasiana di kota Anging Mammiri dan sukses selalu untuk semua kegiatan yang dilakukan oleh Kompasiana.
Ayo, Kompasianer kita menjadi duta-duta di masyarakat tempat kita berada untuk dapat mewujudkan Gerakan Nasional Non Tunai di Indonesia. Salam GNNT!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun