Mohon tunggu...
Karmel Simatupang
Karmel Simatupang Mohon Tunggu... Ilmuwan - The Batakland

Pecinta Keutuhan Ciptaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memilih Calon Gubsu Peduli Danau Toba

14 Januari 2018   09:18 Diperbarui: 14 Januari 2018   09:31 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir semua mata air di Sumut bersumber dari rekahan batu Danau Toba, sebab danau ini berada di puncak. Jika dianalogikan seperti filsafat Bangsa Batak terhadap air, Aek do Hangoluan (Air adalah Kehidupan), tak bisa dibayangkan, hidup masyarakat Sumut  akan seperti apa, bila Danau Toba hilang atau berbahaya seluruhnya. Itu makanya keberadaan Danau Toba sesungguhnya sangatlah vital. 

PLTA Asahan serta PT. Inalum jelas sangat bergantung terhadap kelestarian Danau Toba. Inalum tak bisa beroperasi selama hampir 30 tahun ini, bila tenaga air Danau Toba tidak menggerakkan turbin-turbin pemutar pembangkit tenaga listriknya. Sumut juga pasti akan gelap bila PLTA Asahan tak dapat lagi beroperasi karena air Danau Toba mengering.

Lalu kenapa, pemimpin-pemimpin Sumut hingga sekarang masih belum serius melindungi Danau Toba? Secara keindahan panorama wisata, Bali sebenarnya masih kalah. 

Hanya saja pamor Bali begitu tinggi, itu karena pemimpin-pemimpinnya peduli. Jika saja sejak sekarang para pemimpin dan perantau Sumut yang dikomandoi sang Gubernur benar-benar mengelola Danau Toba, danau ini tidak mustahil akan menjadi kunjungan wajib bagi seluruh manusia. Dan Sumut akan dihidupi dengan wisatawan yang melimpah.

Di Media Sosial, seperti facebook dan twitter, atensi publik terhadap Danau Toba sangat tinggi, apalagi jika postingan terkait pencemaran. Tak hanya facebookeratau followerdari dalam negeri, tapi juga dari seluruh penjuru bumi. Media sosial menjadi begitu efektif campaignperlindungan Danau Toba, dari semua umur, suku dan golongan. Artiannya, masyarakat internasional sesungguhnya sangat merindukan Danau Toba pulih.

Danau Toba adalah anugerah bagi dunia, yang kebetulan berada di Sumut, Indonesia. Sejarah geologi proses pembentukannya melalui meletusnya Gunung Toba supervolkano 74.000 tahun lampau, sesungguhnya terkuat paling tidak 2 juta tahun terakhir. Luar biasa dahsatnya. Siapapun takjub dan kagum padanya.

Sejauh ini, para Kandidit Sumut I, masih sepi membicarakan tentang Danau Toba. Kecuali, pada saat perayaan ulang tahun Harian Medan Bisnis, bulan Juli lalu, seorang kandidat Cagubsu, Gus Irawan Pasaribu mengatakan, "Dimananya Danau Toba, Indonesia?."

Pidato Gus saat itu, sangat berbeda dari semua balon Calon Gubsu yang diundang Harian Medan Bisnis dalam perayaan ulang tahunnya ke-11. Gus mengadobsi pernyataan, "Dimananya Bali, Indonesia?." 

Gus dengan pasangan Soekirman saat ini menjadi Calon Gubernur Sumut resmi mendaftar ke KPU Sumut. Dalam pidatonya dia memberi perhatian khusus untuk pengembangan Kawasan Danau Toba layak diperhitungkan.

Sedang Cagub yang lain seperti, Effendi Simbolon-Jumiran Abdi, Amri Tambunan-RE Nainggolan, Chairuman Harahap-Fadli Nurzal, serta sang petahana Gatot Pudjo Nugroho-HT Erry Nuradi, sejauh ini belum punya agenda masa depan Danau Toba. 

Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengkampanyekan salah satu Cagub diatas, bukan pula supaya Danau Toba masuk agenda kampanye terselubung calon, tetapi disinilah publik mesti extra hati-hati, memilih calon yang sesungguhnya berjuang untuk Danau Toba demi kesejahteraan masyarakat Sumut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun