Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Fake People" Mengakibatkan Kesedihan dan Kungkungan

30 Maret 2019   12:53 Diperbarui: 30 Maret 2019   13:05 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah istilah shaming yang bisa menempel diberbagai hal seperti body, mom, books, writers, internet, dan sebagainya saya menemukan lagi beberapa istilah baru. Kali ini saya ingin menuliskan satu di antaranya. 

Istilah ini saya cermati gegara melihat fanpage yang dibuat khusus untuk motivasi dan perbaikan mental dari keterpurukan. Fanpage nya dimiliki seorang bernama Trent Shelton , saya dapati ketika ada teman di FB membagikan apa yang dibuat.  

Judul yang dibahas tentang tidak semua orang yang terlihat sebagai teman atau orang terdekat adalah teman secara sesungguhnya.  Banyak orang palsu disekitaran keseharian kita. Istilah yang dipakainya adalah Fake People. Manis di depan jelek bahkan busuk di belakang. Semua berorientasi hanya pada diri, self center. 

Saya akan kutipkan beberapa poin yang disampaikan dalam video yang diberi judul, Everybody Isn't Your Friend oleh Trent Shelton.

"Tidak semua yang berdiri di sampingmu akan menginginkan yang terbaik untukmu."

"Tidak semua yang tersenyum manis padamu juga melakukan hal yang sama di belakangmu."

"Tidak semua yang ada disekelilingmu akan berada bersamamu."

"Tidak semua yang kau anggap teman adalah menjadi temanmu, manusia pintar untuk berpura-pura."

"Orang yang berjuang denganmu bukan berarti berjuang untukmu."

"Terkadang orang terdekatmu justru secara diam-diam berkompetisi denganmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun