Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Antologi Prosa Puisi Menyambut Hari Ibu] Diam Kita adalah Berkata

19 Desember 2018   21:11 Diperbarui: 2 Februari 2019   09:49 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kau hadir semua jadi berubah. Menata diri dan kehidupan harus lebih baik. Memastikan bahwa kau tidak kurang satu apapun adalah prioritasku kini.

Hanya tangis isyarat darimu
Laparkah
Hauskah
Basahkah
Aku harus bisa mengerti

Celotehmu memberi tanda
Bahagiakah
Ceriakah
Ingin mengertikah
Aku pun harus bisa mengerti

Duniaku kini berubah dengan kehadiranmu
Menjadi berwarna
Menambah ceria
Semarak laksana pesta tak pernah usai

Pertumbuhan dan perkembanganmu dilalui dengan lika liku. Ada yang kita lalui dengan mudah, bahagia, dan menyenangkan. Tidak jarang kita lalui dengan kesulitan, kesedihan, dan kemuraman.

Ikatan darah tak bisa diubah. Ada  momen kita tidak perlu banyak kata. Hanya dengan saling melihat bisa saling tahu apa yang dimaksud. Karena saat diam jiwa yang berkata dan dalam diam banyak terdapat kata. Juga saat berbuat salah akupun bisa tahu hanya dengan memandang matanya.

Diamku adalah berkata
Menangkap segala yang ada dijiwa
Diammu adalah berkata
Meminta persetujuan dan maaf

Belum lagi saat kau salah memilih apa yang akan dilakukan dan akhirnya harus kau tebus dengan kegagalan, bukan hanya kau yang gagal karena aku yang terbesar menerima kegagalan. Tapi kegagalan itu kita buat sebagai pelajaran agar kedepan kita tidak salah lagi saat menghadapi sesuatu.

Jangan takut dengan kegagalan
Karena kegagalan memberikan kita pelajaran
Jika bisa mengambil kebaikan
Dijadikan pecutan perbaikan
Kegagalan akan menghantarkan kepada keberhasilan

Engkau bukan anak sempurna yang banyak melakukan cela dan salah, seperti juga engkau melakukan kehebatan dan kebaikan. Begitupun diriku bukan seorang ibu yang sempurna. Selain itu akulah yang paling besar mendapat dampaknya, baik saat kau gagal, berhasil, sedih maupun gembira.

Karena bagiku kalau menurut dunia engkau adalah anak, tapi untukku engkau adalah dunia.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Bandung, Rabu 19 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun