New document sudah terbuka, tapi kursor berkedip-kedip ditempat tanpa berpindah. Menulis satu kata lalu dihapus, dapat satu kalimat tidak cocok akhirnya tidak jadi menuliskan apapun.
Kesulitan penulis pemula seperti saya diantaranya adalah ide yang akan dituangkan dalam tulisan. Seringkali ingin menulis tapi tidak tahu apa yang akan disampaikannya.
Sebenarnya tulisan yang dituangkan adalah penggelontoran apa yang sudah diendapkan dalam pikiran, untuk itulah agar pengendapan yang berubah menjadi ide penulisan tidak habis atau hilang maka harus dilakukan penyimpanan dengan baik dan terencana.
Setelah stok ide banyak, hal selanjutnya ide dituangkan dalam bentuk tulisan.Â
Penuangan ide, kedalaman tulisan dan penyampaian pasti tergantung dari pengetahuan yang dipunyai penulis. Kata-kata dalam tulisan  dikumpulkan dan diambil dari kata-kata yang berserakan di semesta, makanya kenapa kadang banyak isi, bahasan dan diksi yang dituliskan oleh beberapa penulis sama karena kata-kata yang diambilnya berasal dari sumber yang sama yaitu berasal dari semesta.
Artikel ini berisi bagaimana cara penyimpanan ide agar penulis pemula tidak kehabisan atau malah tidak punya ide sama sekali. Mudah-mudahan bermanfaat.
1. Menyukai dan mencintai literasi.
Sebelum menyimpan ide hal awal yang harus dilakukan penulis adalah harus menyukai dan mencintai literasi.
Jika penulis sudah mencintai literasi maka proses membangun idenya jadi lebih kokoh. Penyimpanan ide akan lebih mudah dan cepat, karena dilakukan dengan kecintaan.
Love is not only something you feel, it is something to do.
(David Wilkerson)
Dengan kecintaan pada literasi akan mendorong ke tahapan berikutnya yaitu menyimpan ide lalu melakukan penulisan.