Mohon tunggu...
Karina Khoerunnisa
Karina Khoerunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa menuju tingkat akhir kuliah dengan hobi membaca dan menulis cerita karangan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ayo Hidup Sehat! Langkah Awal Cegah Stunting

9 Agustus 2022   21:05 Diperbarui: 9 Agustus 2022   21:12 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya rekonstruksi pembangunan berkelanjutan, penggantian MDGs (Millenium Development Goals) menjadi Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan salah satu agenda pembangunan dalam skala global yang telah disepakati 193 negara pada 2015. 

SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan upaya terpadu dalam mewujudkan pembangunan desa atau daerah dari segala aspek kehidupan dengan tujuan meningkatkan taraf kualitas hidup dari generasi ke generasi selanjutnya. 

Terdapat empat pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) berdasarkan Peraturan Presiden No. 57 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yakni sosial, ekonomi, lingkungan dan hukum. Adapun tujuan dari SDGs ini terdapat 17 tujuan yang salah satunya yakni Desa Tanpa Kelaparan.

Dalam upaya mewujudkan 17 tujuan dari SDGs tersebut Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berpartisipasi melalui pelaksanaan kegiatan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik dengan mengusung tema berdasarkan ketujuh belas tujuan SDGs pada setiap kelompok Mahasiswa KKN, kegiatan ini dimulai pada tanggal 11 Juli-10 Agustus 2022.

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan dengan membagi mahasiswa ke dalam kelompok besar berjumlah 30 mahasiswa untuk satu dosen pembimbing lapangan dengan satu tema yang mana dalam kelompok besar tersebut dibagi menjadi kelompok terbatas terdiri dari 5 mahasiswa yang tersebar di daerah yang berbeda-beda.

Kelompok KKN-T 167 yang mengusung tema “Desa Tanpa Kelaparan” melaksanakan kegiatan KKN tersebut di dua wilayah yang tersebar di Bandung dan Tasikmalaya. Salah satu kelompok terbatas di Tasikmalaya melaksanakan program KKN di Kelurahan Purbaratu.

dokpri
dokpri

Untuk menindaklanjuti pemberdayaan masyarakat dengan SDGs “Desa Tanpa Kelaparan”, kelompok terbatas KKN UPI Kampus Tasikmalaya merancang beberapa program sejalan dengan tema yang telah diusung yakni “Sosialisasi dan Edukasi Pencegahan Stunting dan Pemenuhan Gizi pada Anak” yang juga didasarkan pada data yang diperoleh ketika berkunjung dan berbincang dengan Pak Adang selaku Lurah Kelurahan Purbaratu.

“Memang di kelurahan purbatu anak yang kurang gizi masih banyak, bahkan menurut data di Puskesmas Purbaratu untuk stunting mencapai 9% dan hal tersebut merupakan setengah jumlah data anak stunting se-kota Tasikmalaya, artinya anak yang stunting di kota Tasikmalaya, setengahnya ada di kelurahan Purbaratu.” tutur Pak Adang.

Selain itu, berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan salah satu mitra yakni kader dari Posyandu Flamboyan yang berada di Cikareo-Purbartu menyebutkan terdapat 46 anak yang terindikasi kekurangan gizi dan 4 diantaranya sudah terindikasi stunting. Adapun stunting merupakan kondisi terganggunya pertumbuhan pada anak akibat dari kekurangan asupan gizi kronis dalam jangka waktu panjang sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Oleh karena itu, berdasarkan data yang telah ditemukan untuk mengatasi dan mencegah agar tidak terjadi peningkatan anak yang kurang gizi dan stunting, pemberian sosialisasi dan edukasi menjadi sangat penting untuk dilakukan, baik kepada orangtua, ibu hamil, maupun anak-anak. Sehingga, dengan kesadaran dan pengetahuan terkait hal tersebut masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pemenuhan gizi dan pola hidup sehat pada anak agar dapat tumbuh sehat dan optimal.

Salah satu program kelompok Purbaratu untuk menindaklanjuti hal tersebut yakni dengan mengadakan edukasi di salah satu Sekolah Dasar yakni SDN 4 Purbaratu dengan sasaran edukasi pada siswa khususnya siswa kelas rendah dan guru. Hal ini bertujuan agar anak-anak dapat lebih memahami terkait pentingnya pola hidup bersih dan sehat sebagai salah satu pencegahan stunting sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam pelaksanaan edukasi di SD, 2 mahasiswa memberikan edukasi di setiap satu kelas rendah. Adapun edukasi yang diberikan yakni terkait pola hidup bersih dan pola hidup sehat dengan memakan makanan dan meminum minuman sehat serta bergizi yang dikemas dengan game yang menyenangkan sehingga dapat menarik perhatian siswa. 

Selain itu, edukasi dan praktik cuci tangan dengan benar juga dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu upaya pembiasasaan pada anak agar dapat terbiasa mencuci tangan dengan benar dan baik sebelum maupun sesudah makan.

Dokpri
Dokpri

Anak-anak sangat antusias dengan adanya mahasiswa KKN yang datang di kelas mereka. Pemberian edukasi terkait pola hidup sehat pun tersampaikan dengan baik pada siswa karena disampaikan melalui permainan yakni permainan “cham cham cham” yang melibatkan semua siswa, dalam permainan tersebut siswa yang kalah diberikan pertanyaan terkait materi edukasi yang telah disampaikan sehingga diharapkan pengetahuan yang diberikan dapat terpantri dalam pikiran siswa dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka juga sangat bersemangat saat melakukan praktik cuci tangan yang baik dan benar.

dokpri
dokpri

“Ibu apresiasi sekali program edukasi ini. Kegiatannya sangat baik, dan bermanfaat juga bagi siswa, siswa jadi tahu bagaimana pola hidup sehat dan bersih, terutama untuk pembiasaan cuci tangan yang benar juga itu sangat membantu kami, karena memang saat ini lagi digembor-gemborkan juga terkait 6 langkah cuci tangan ini, dengan adanya mahasiswa KKN dari UPI ini membantu kami mengedukasi siswa dengan praktik langsung, karena biasanya dengan praktik langsung ini siswa hapalnya lama.” tutur Bu Elsa selaku Kepala Sekolah SDN 4 Purbaratu.

Seluruh anggota kelompok terbatas KKN di Purbaratu dan pihak yang terlibat salah satunya guru dan kepala sekolah di SDN 4 Purbaratu berharap edukasi pola hidup sehat dan bersih serta praktik cuci tangan yang benar ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah kecil dan awal untuk mencegah peningkatan anak yang mengalami stunting karena asupan makanan yang tidak bergizi dan bersih pada anak yang dapat dilakukan sedini mungkin.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun