Mohon tunggu...
karinaira
karinaira Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris

writing fiction but interesting writing review drama or film

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lebaran Bukan Definisi Baju Baru Namun Pribadi yang Baru

24 Mei 2020   08:44 Diperbarui: 24 Mei 2020   08:44 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ini telah jatuh 1 Syawal 1441 Hijriah, ramadhan telah berlalu dan datanglah hari idul fitri yang identik dengan silaturahmi, salam bersalaman antar saudara muslim, mencapai hari yang fitri. 

Namun, dewasa ini terjadi banyak pergeseran makna dalam menyikapi bagaimana lebaran seharusnya. Jika semestinya lebaran harus dengan hal di atas, banyak orang mengira bahwa hari yang fitri ini harus dirayakan dengan baju baru, mukena baru, sarung baru, baju koko baru.

 Namun, bukankah semestinya yang baru adalah cerminan pribadi kita masing-masing dihari yang penuh kesucian ini? Ya, benar, memang seharusnya begitu, tapi kadang manusia terlalu lupa dan tenggelam dalam sukacita dan gaya hidup serta tradisi membeli baju baru tiap tahunnya. 

Sudah seharusnya, dari lebaran yang berbeda tahun ini kita bisa mengambil hikmah untuk menjadi pribadi lebih baik lagi. Dengan pandemi ini seakan Allah sedang memberi imbauan, bahwasanya manusia tak perlu membeli baju baru, mukena baru, baju koko baru apalagi sarung baru. Allah ingin hamba-Nya berdiam diri di rumah, merenungi dan meminta ampunan pada orang terdekat lebih dulu dan juga memperbaiki diri menjadi pribadi lebih baik lagi. 

Hari fitri haruslah dimaknai dengan cara seperti ini, barangkali kita semua banyak yang masih keliru dalam perayaan hari fitri ditahun-tahun sebelumnya. 

Saya tidak menegur siapapun, ini hanya sebuah opini dalam sudut pandang saya. Jadi, mari kita kembalikan makna hari yang fitri seperti seharusnya. 

Sekian dari saya, Saya izin memohon maaf, Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun