Mohon tunggu...
karina devviyanti
karina devviyanti Mohon Tunggu... -

seorang yang suka belajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Ini Catatan Hary Tanoe Terhadap Masyarakat Ekonomi Asean 2015

17 Februari 2015   22:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:01 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

“ Sebenarnya, Indonesia tidak terlalu siap hadapiMEA “
**

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah salah satu dari empat pilar impian masyarakat ASEAN, hasil dari kesepakatan Bali Concord II. Sesuai kesepakatan Asean Summit tahun 2007, MEA akan diwujudkan tahun 2015.

Implementasi MEA punya konsekuensi luas, yaitu munculnya pasar tunggal dengan satu basis produksi dalam satu kawasan, ekonomi yang kompetitif, pembangunan yang merata, dan integrasi sepenuhnya dalam ekonomi global. Atas dasar tujuan inilah, maka perlahan-lahan, batas antar negara dihapuskan, khususnya untuk komponen barang, jasa, investasi, dan modal.

Berdasar data INSEAD & WIPO, posisi Indonesia dalam The Global Innovation Index tahun 2012 ada di peringkat 100 dengan skor 28,1. Peringkat ini jauh lebih rendah dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Enam persen dari total populasi dunia ada di kawasan ASEAN, sementara ituPDB-nya hanya 3% memberikan kontribusi bagi perekonomian dunia. Data dari CSIS (2013) menyebutkan bahwa penduduk ASEAN pada tahun 2050 akan meningkat menjadi 9% dari populasi dunia dan kemungkinan PDB-nya akan meningkatsebesar 5%dari perekonomian. Posisi Indonesia dalam kancah ASEAN menjadi semakin strategis dimana 43% dari penduduk ASEAN yang sekarang mencapai 600 juta jiwa adalah penduduk Indonesia, secara geografis 53% wilayah ASEAN merupakan wilayah Indonesia.

Siapkah Indonesia menghadapi MEA 2015 ?

"Indonesia sebetulnya belum terlalu siap, saya cuma melihat Indonesia sebagai pasar di MEA. Akan lebih banyak kompetisi dan persaingannya, logikanya kita harus mampu bersaing di negeri sendiri. Yang saya khawatirkan adalah modal dan keterampilan masyarakat bawah dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah," kata Hary Tanoesoedibjo pada sebuah acara di Telkom University akhir tahun lalu. Menurut Hary, 54 juta UMKM adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Jangan sampai UMKM tidak diuntungkan, nanti usaha mereka malah tidak tumbuh," imbuh dia.

Lebih jauh lagi Hary Tanoe berpesan kepada para mahasiswa untuk bisa menjadi fasilitator antara pelaku UMKM dan masyarakat. " Mahasiswa harus bisa menyuarakan suara masyarakat. Dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan yang dimiliki, mahasiswa pasti dan harus bisa membantu menjembatani keduanya," terangnya. HT juga mengungkapkan, dalam kaitannya dengan UMKM, MNC Group sudah sering memberikan bantuan kepada para pelaku UMKM.

Misalnya, memberikan pinjaman atau bantuan modal, pelatihan dan memberikan penyuluhan kepada tenaga kerja, hanya saja kapasitas dan statusnya sebagai perusahaan swasta, tidak bisa melebihi peran yang diberikan pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun