Mohon tunggu...
Karima Indifa
Karima Indifa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membuat blog ini hanya untuk keperluan pelajaran Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Financial

Belanja Online Kala Pandemi

12 Oktober 2021   11:41 Diperbarui: 12 Oktober 2021   11:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, siapa sih yang tidak familiar dengan nama-nama marketplace online ini? Ya, merekalah yang telah menjadi “penyelamat” orang-orang di masa pandemi dalam memudahkan proses jual-beli dengan minimal interaksi antar manusia.

Pandemi ini telah mengubah segalanya, salah satunya adalah dengan membiasakan menjaga jarak dan mengurangi mobilitas yang termasuk dari protokol kesehatan 6M. Jadi, tidak heran orang-orang memilih untuk belanja online demi menjaga protokol-protokol kesehatan tersebut. Terlebih lagi, belanja online juga dapat mengurangi stres saat masa suram ini, apa sih yang tidak bisa kita lakukan kalau sudah ada belanja online? 

Namun, ternyata belanja online tidak sepenuhnya berpengaruh positif loh! Banyak orang cenderung berperilaku konsumtif saat berbelanja online akibat lapar mata dan pemilihan prioritas yang tidak baik. Bahkan, berdasarkan news.unair.ac.id, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB UNAIR), Dr. Wisnu Wibowo, mengatakan bahwa ancaman yang ada (dalam perilaku konsumtif) lebih kepada keseimbangan finansial atau financial stability dari konsumen itu sendiri.

Melalui tulisan ini, aku mewawancarai salah satu anggota keluarga yang paling sering berbelanja online dan menanyakan pendapatnya terhadap hal tersebut terutama tentang belanja konsumtif. Ya, orangnya tidak lain dan tidak bukan adalah ibuku. 

Dari seluruh anggota keluarga, yang paling sering berbelanja online adalah ibuku, walaupun sebetulnya ibu bukan tipikal orang yang suka berbelanja online. Ibuku biasanya berbelanja online untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan.

Berdasarkan artikel dari id.berita.yahoo.com, ada 6 perilaku konsumtif, di antaranya adalah Adventure Shopping, Social Shopping, Gratification Shopping, Idea Shopping, Role Shopping, Value Shopping. Nah, salah satu motif belanja online yang paling berhubungan dengan ibuku adalah Gratification Shopping atau belanja yang dilakukan untuk mengurangi stres. Ibuku setuju bahwa belanja online bisa mengurangi stres.

Ibuku biasanya berbelanja online di marketplace Tokopedia, dengan tujuan untuk membeli kebutuhan anak-anak seperti buku dan mainan. Tak jarang aku meminta dibelikan buku online lewat ibu. 

Aku juga sering melihat ibu membelikan mainan untuk adik-adik lewat belanja online sebagai hiburan untuk mereka di rumah. Saat ditanya kenapa berbelanja online, ibu menjawab, “Karena lebih ringkas, tidak perlu keluar rumah, cukup dengan menggerakkan jari, barang sudah sampai di rumah.” 

Itulah salah satu kelebihan berbelanja online menurutku. Kita tidak perlu susah-payah keluar rumah karena semuanya sudah tersedia dalam genggaman. Tinggal menggerakkan jari, barang sudah sampai rumah. Ibuku jarang berbelanja online hanya untuk berfoya-foya. Biasanya ibu hanya membeli barang yang dibutuhkan.

Aku pun bertanya-tanya, bagaimana ibu bisa mengatur prioritasnya? Bagaimana ibu bisa memilah mana barang yang perlu dibeli, mana yang tidak? Bagaimana ibu menghindari perilaku konsumtif saat berbelanja online? Beliau berkata bahwa dengan melihat apakah barang itu benar-benar dibutuhkan atau tidak, merupakan cara terbaik agar kita tidak tergoda untuk membeli barang hanya karena lapar mata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun