Mohon tunggu...
Karim Abdul Jabar
Karim Abdul Jabar Mohon Tunggu... -

Menulis Apa Saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Jokowi Mencoreng Arang di Muka Sendiri

25 Oktober 2017   10:29 Diperbarui: 25 Oktober 2017   10:43 2323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: republika.com

"Ini adalah sebuah kawasan yang sudah 29 tahun belum selesai-selesai. Dan hari ini telah selesai."

Itulah sepenggal kalimat yang keluar dari mulut Presiden Jokowi mengenai peresmian proyek kawasan wisata Mandalika di Lombok Tengah, NTB. Pernyataan presiden terekam dalam video blog(vlog) berjudul "JKWVLOG Indahnya Mandalika" yang tayang 20 Oktober 2017 lalu di kanal youtubemiliknya. Vlog tersebut kemudian menjadi trending nomor satu untuk youtube Indonesia.

Dalam videonya, presiden ditemani Gubernur NTB M. Zainul Majdi sesumbar telah berhasil menyelesaikan proyek kawasan Mandalika yang telah terbengkalai selama 29 tahun. Ia juga berharap kemudian adanya investasi yang masuk dan ikut menyejahterakan masyarakat sekitar.

Puja-puji hasil kinerja Presiden Jokowi juga mewarnai kolom komentar video tersebut. Semuanya menyanjung keberhasilan presiden dalam meresmikan proyek di pesisir Nusa Tenggara Barat tersebut. Apalagi dengan klaim 29 tahun tidak selesai, membuat publik sangat menjunjung tinggi keberhasilan presiden.

Sekiranya kita perlu pencerahan. Kita perlu mengkaji kembali dan membuka arsip lama. Kita tidak boleh diiming-imingi prestasi yang belum tentu kebenarannya. Satu hal yang patut digarisbawahi, proyek Mandalika klaim pemerintah sekarang sudah diresmikan pada tahun 2011 di zaman pemerintahan SBY.

Pada 21 Oktober 2011, SBY bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Pariwisata Mari Elka Pangestu serta Gubernur NTB M. Zainul Majdi meletakkan batu pertama pembangunan kawasan wisata Mandalika Resort, Lombok Tengah.

Kawasan wisata Mandalika dibangun di atas lahan seluas 1.175 hektare, menelan biaya hampir Rp 30 triliun, dan itu tercatat dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I).

Jika ada klaim tidak selesai selama 29 tahun memang tidak masuk akal. Sangat disayangkan. Pertanyaan saya, kok bisa seorang presiden tidak mempunyai data dan informasi mengenai proyek yang akan ia resmikan. Sangat disesali pula jika kemudian ketika ia bertujuan ingin menoreh prestasi, yang terjadi kemudian malah sebaliknya dan akan mencoreng mukanya sendiri.

Seorang presiden tentu boleh saja klaim keberhasilannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan, presiden haruslah mempunyai segudang informasi sebelum mengklaim dan menyampaikan ke tengah masyarakat. Jangan sampai menggiring opini publik dengan asa keberhasilan yang belum tentu ia yang memulai.

Sekiranya Presiden Jokowi harus menjadi negarawan. Klaim keberhasilan infrastruktur yang terus digembar-gemborkan saat ini jangan sampai terkesan egois. Presiden merasa pembangunan hanya berada di masa pemerintahannya dan menihilkan pemerintahan sebelumnya.

Patut kita pahami kalau infrastruktur adalah pembangunan keberlanjutan. Proyek besar tentu tidak bisa selesai dalam hitungan jari. Butuh waktu dan proses, serta dimulai dari pemimpin-pemimpin terdahulu. Setiap presiden pasti melanjutkan tongkat estafet pembangunan dari presiden sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun