Mohon tunggu...
Cuham Beib
Cuham Beib Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menjadikan Sepeda Sebagai Moda Transportasi sehari-hari kemana saja,

Penulis amatiran, ringan , dan sederhana. Penikmat sepeda harian. Icon Bersepeda itu Baik.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Car Free Day (CFD), dari Masa ke Masa

22 September 2021   17:12 Diperbarui: 22 September 2021   17:20 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CFD Dago Bandung tahun 2010 sebelum terapiliasi oleh ragam kegiatan lainnya selain jalan kaki, lari, dan bersepeda. ( Foto : Tiyo Adi Wasana, B2W Bdg)

CAR FREE DAY (CFD) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Hari Bebas Kendaraan Bermotor, merupakan gerakan kampanye kepada masyarakat untuk mengurangi atau berhenti sama sekali ketergantungan terhadap penggunaan kendaraan bermotor.  Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam rangka memperbaiki kondisi transportasi dan lingkungan.

Bike to Work Indonesia menjelaskan bahwa setiap tanggal 22 September, di berbagai belahan dunia diperingati sebagai World Care Free Day. Tujuan gerakan ini adalah meningkatkan kesadaran warga dunia akan pentingnya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor demi memangkas jumlah emisi karbon.

Emisi karbon atau pelepasan sejumlah gas (termasuk karbon dioksida, karbon monoksida, metana) ke atmosfer bumi adalah penyebab terjadinya fenomena efek rumah kaca yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.

Gaung gerakan CFD menyebar dengan cepat dari Eropa ke bagian-bagian dunia lain. Singkatnya, pada 2007 gerakan CFD bisa ditemukan di 2000 kota di 35 negara, termasuk Indonesia.

Sudah banyak kota di Negeri ini menerapkan Car Free Day ,dilaksanakan setiap hari Minggu, mulai pukul 6.00 sampai  dengan 10.00 WIB. Dilakukan dengan menutup arus kendaraan bermotor di salah satu akses jalan utama. Harapannya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berolahraga, jalan kaki, lari, dan bersepeda.

Sayangnya di kita, makin lama keberadaan CFD di hampir seluruh kota  nyaris berubah fungsi, tak hanya dimanfaatkan untuk berolahraga, tapi menjadi arena ragam kegiatan dari mulai  panggung hiburan, ajang kreativitas, orasi, konvoi, senam aerobik, promo, dan jualan. Mirisnya, karena banyaknya yang jualan malah nyaris seperti pasar kaget.

Terlepas dari hal tersebut, keberadaan CFD memang sangat bermanfaat terutama bagi mereka yang menyukai mobilitas di alam terbuka tengah kota tanpa ada gangguan polusi udara dan suara kendaraan bermotor. Namun sejak terjadi pandemi covid-19 tahun 2020, CFD terhenti hingga saat ini.

CFD Kota Bandung

Saat dunia mencanangkan gerakan CFD, salah satu  daerah di Indonesia  yang merespon dengan cepat adalah Kota Bandung, bisa dikatakan sebagai pionir. Hal tersebut diwujudkan dengan menggelar kegiatan Uji Coba Car Free Day di Kota Bandung , Sabtu, 30/5/2009.

Uji Coba CFD Diponegoro Bandung tahun 2009 bersama B2w Bandung (Foto : Cuham)
Uji Coba CFD Diponegoro Bandung tahun 2009 bersama B2w Bandung (Foto : Cuham)

Kegiatan uji coba dilaksanakan di Jalan Diponegoro sepanjang depan Gedung Sate, dihadiri  oleh Gubernur  Porvinsi Jawa Barat dan Wali Kota Bandung saat itu beserta jajarannya. Dihadiri pula oleh pihak legilastif, tokoh masyarakat dan para pegiat sepeda salah satunya dari Bike To Wok Bandung.

Setahun kemudian uji CFD dilaksanakan kembali pada Minggu, 25/4/2010 di Jalan Ir H Juanda Dago sepanjang perempatan Jalan Cikapayang hingga pertigaan Jalan Dayang Sumbi yang kemudian ditetapkan sebagai lokasi CFD  setelah melalui pertimbangan dan kajian, dan dilaksanakan launching perdana, Minggu , 2/5/2010.

Tak hanya masyarakat Kota Bandung, banyak masyarakat Bandung Raya dan juga luar Bandung menyambut gembira  keberadaan CFD di salah satu jalan legendaris di Kota Bandung tersebut dan benar-benar dimanfaatkan untuk sekedar jalan kaki, lari-lari kecil, dan bersepeda.

Apalagi  suasana CFD Dago tersebut cukup nyaman, jalannya lumayan lebar karena dua arah, masih terdapat jejeran pohon-pohon pelindung yang rindang sehingga sinar matahari tidak menyoroti langsung tapi bias melalui celah-celah ranting dan dedaunan. Suara- suara aneka burung pun terdengar jelas saling bersautan,  ikut menyambut pagi yang cerah.

Seperti kebanyakan CFD di kota seluruh Indonesia, CFD Kota Bandung pun mengalami pergesersan fungsi awal, alih-alih polusi udara tidak ada, polusi suara yang justru menggema menenggelamkan suara kicauan burung dan semilir angin yang selama ini hadir.

Meski demikian, masyarakat  masih tetap antusias menikmati dan memanfaatkannya selain untuk olah raga, tapi juga sekedar untuk jalan-jalan, belanja, kuliner, dan meyaksikan pertunjukan secara gratis serta  ragam kreativitas dari banyak komunitas.  

Beberap tahun kemudian CFD di Kota  Bandung diperbanyak lokasinya yaitu Jalan Buah Batu sepanjang perempatan Jalan BKR hingga pertigaan jalan Banteng. CFD Merdeka, sepanjang  perempatan Jalan Dago hingga Jalan Jawa. CFD Jalan Aceh, dari Perempatan Wastu Kencana hingga perempatan Jalan Sumatera.

CFD Merdeka dan Jalan Aceh hanya bebebrapa bulan berlangsung kemudian dihentikan, hal tersebut sempat mendapat protes dari para pegiat sepeda agar difungsikan kembali, tapi tidak mendapat tanggapan karena sudah keputusan pemerintah Kota Bandung.

Namun sebagai gantinya, pemkot menggelar Car Free Nigth (CFN) di Jalan Asia Afrika sepanjang perempatan jalan Lengkong Besar hingga Jalan Cikapundung Barat, dilaksanakan dua minggu sekali  setiap hari Sabtu malam.

Salam Sehat, Semangat, dan tetap waspada. Selalu menerapkan protokol kesehatan. Semoga pandemi segera berlalu, sehingga baik CFD maupun CFN bisa kembali dilaksanakan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun