Mohon tunggu...
BEDAH BUKU
BEDAH BUKU Mohon Tunggu... Jurnalis - RUMAH ASIK

#alamdilema

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Mistis Ada Tabunya Part II

15 Februari 2022   02:42 Diperbarui: 15 Februari 2022   02:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fase Kegelapan Misterius
Kita mengenal yang namanya Syekh Siti Jenar, Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, Tan Malaka, Soekarno, Buya Hamka, Lafran Pane, lalu bergeser ke generasi-generasi selanjutnya Habibie, Cak Nur, Gus Dur, Gus Mus, Cak Nun dan pemikir lainnya.


Dalam perdagangan pada masa peradaban yang bebas memahami ruang-ruang dialektika, adalah sebuah program acara animasi anak-anak yang diformulasikan menjadi gagasan dalam dunia anime.

 Untuk menyelesaikan ke-tidak sempurna ini akan timbul antithesis, yang melawan thesis, sehingga kebenaran yang lebih sempurna akan tercapai dengan rekonsiliasi antara thesis, dan antithesis, rekonsiliasi sendiri disebut sebagai thesis, antithesis, dan synthesis. Jadi menurut Hegel yang dirumuskan oleh Heinrich dialektika adalah fenomena sejarah. Maka dititipkan peradaban Yunani kuno sampai pada abad kekosongan One Piece dalam sebuah serial anime Jepang. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap minggu dalam sehari untuk menantikan episode-episode terbaru, layaknya seorang wanita yang menantikan kehadiran kekasihnya dalam penantian panjang itu atas nama rindu kepada kekasihnya.


Abad kekosongan One Piece yang diperebutkan sebagai bentuk eksperimen yang terjadi di masyarakat Indonesia, sehingga kebenaran yang selalu menjadi topik pembicaraan. Maupun tolak ukur utama dalam menjalani segala hal yang hanya melahirkan sebuah perayaan kegandrungan, padahal kekakuan dialektika itu terjadi karena adanya kenaikan standardisasi pendidikan dan pembungkaman terhadap ruang-ruang pembelajaran alternatif yang terjadi pada era-era Orde Baru, sampai pada puncaknya Reformasi yang berganti wujud secepat kecepatan cahaya Era Society 5.0 angka yang menggambarkan bagaimana kesejahteraan atau sebaliknya yaitu kesenjangan watak-watak generasi muda sebagai bentuk standardisasi dialektika, layaknya pemesanan makanan pada aplikasi go food.


Dengan demikian, sejarah ini ditentukan atas nasib setiap generasi muda sebagai benturan, ide-ide manusia atau kesadaran sendiri (das Selbstbewubtsen), atau jiwa alam semesta yang kini menjadi korban kekejamannya kesesatan manusia untuk memahami konsep berpikir rasional dengan kerangka kesadaran pada diri sendiri. Sedangkan ilmu pengetahuan yang digambarkan sebagai perwujudan kebenaran untuk mengantisipasi, bukan hanya dijadikan sebagai spiritual kepercayaan mistis yang menjadikan api semangat atau spirit untuk menghancurkan segala bentuk yang ada di alam semesta.


Padahal kekakuan gagasan itu perlu diantisipasi bukan ditanyakan menjadi tearing topik dalam media massa, lalu laku untuk dikonsumsi oleh setiap generasi-generasi yang ada. Sebab itulah lingkar setan yang patut kita perhitungkan, sebagaimana yang telah dimaksudkan oleh Tan Malaka bahwasanya masyarakat mistis itu adalah sebuah bentuk program dogmatis yang seharusnya dibunuh untuk membentuk pola berpikir masyarakat yang sangat misterius dan konservatif itu menjadi masyarakat paham akan pentingnya knowledge. Dengan sandaran logika, agar kesehatan bukan hanya sekedar sehat secara jasmani melainkan rohani juga. Agar konsep-konsep tentang kehidupan dan dunia yang kita sebut sebagai filosofi dihasilkan oleh dua faktor: Pertama, konsep-konsep religius dan etis warisan; Kedua, semacam penelitian yang bisa disebut sebagai ilmiah dalam pengertian yang luas.


Seperti yang telah digambarkan dalam ayat suci Tuhan "Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

wa tilkal-amsaalu nadhribuhaa lin-naas, wa maa ya'qiluhaaa illal-'aalimuun
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu. (QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 43).


Lantas mengapa, kita akan bertanya, kita telah membuang-buang waktu dengan persoalan-persoalan yang tidak kunjung terealisasikan itu? Terhadap pertanyaan ini, seseorang bisa menjawabnya dengan menposisikan diri sebagai sejarawan, atau individu yang menghadapi teror kelanggengan kosmis, sudah semestinya masyarakat yang konservatif haruslah dapat diperbaiki bukan didoktrin dengan landasan kedaulatan NKRI seperti hanyalah Orochi yang menguasai wilayah Wano Kuni, segala bentuk karakter masyarakat haruslah disusupi dan disuplai pemikiran masyarakat agar percaya bahwasanya Kozuki Oden atau kalan Oden adalah sebuah dosa yang harus dijauhi, dan ketika ada orang-orang yang sebagai pengikut klan tersebut haruslah dibunuh dan dipenjarakan oleh masyarakat karena dia adalah hantu yang nantinya, menjadi ancaman bagi sebuah kekuasaan. Atau yang sering kali dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai partai haram yaitu PKI.


Saking berkembangnya hal tersebut menjadi sebuah kepercayaan mistis, yang dimainkan oleh kekuasaan politik agar masyarakat Indonesia selalu percaya dan meyakini bahwa gerakan pembantaian massal terhadap manusia-manusia, pendosa itu adalah sebuah gagasan jihad di jalannya Allah Swt.


Akan tetapi, pengetahuan sehari-hari atau pengetahuan biasa (ordinary knowledge), itu kebanyakan akan dangkal. Memang dengan pengetahuan biasa orang dapat melakukan hidupnya sehari-hari. Tetapi dengan bertambahnya pengetahuan, dengan makin luas lapangan pengalaman, dengan makin sulitnya kehidupan modern, seharusnya makin tambah pula pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan oleh orang-orang. Agar keterangan-keterangan yang lama tidak memuaskan dan tidak menjadi korban-korban peradaban kekeliruan masyarakat Indonesia seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun