Mohon tunggu...
BEDAH BUKU
BEDAH BUKU Mohon Tunggu... Jurnalis - RUMAH ASIK

#alamdilema

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Keabsahan

23 Desember 2019   17:07 Diperbarui: 23 Desember 2019   17:43 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kian waktu adalah tanda untuk memahami segala kejadian dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, kita adalah cerita dari masa waktu yang ada, dia atau kita adalah kehidupan bagaikan waktu, bagaikan gambaran. Kita untuk hidup dan mungkin untuk mati selamanya.

Kita adalah rasa, yang punya makna tampa mengenal dia siap, kita adalah pembeda,  kalau mengenal saja masih harus menunggu dia yang menyapa, ada apa dengan wanita itu sekilas aku seakan-akan terpesoan atas tingkahnya yang tak menentukan dia ada dimana.

Qal dengan sengaja mencoba untuk menghampiri perempuan tersebut, dengan penuh keragu-raguaan Qal mencoba untuk mendekatinya, Qal' pun duduk disampingnya sambil mengisap roko yang masih ada dan belum waktunya dibuang, Qal dengan penuh ketenangan mencoba untuk menanyakan sesuatu kepada perempuan tersebut.

Ada apa dengan mu, tak terdengar sedikit pun suara yang keluar dari perempuan tersebut. Bolehka aku menanyakan sesuatu, tak ada lagi suara itu yang keluar dari perempuan tersebut, baiklah dengan penuh sikap Qal mencoba untuk menanyakan kepada perempuan itu kembali. Sungguh cukup disayangkan, betapa ruginya kita, ada orang yang mau rela menghabiskan waktunya, hanya menunggu kabar dari orang yang takdikenal, begitu juga sebaliknya, salahka kita yang masih mau menyakan hal-hal yang sebele tapi setidaknya bisa menjadi jawaban dari apa yang kita rasakan sesama manusia. 

Kemudian dari kalimat yang dilontarkan si Qal', Qal kemudian diam dan melanjutkan akativitasnya, sebagai seorang perokok. Ini sungguh nikmatnya, saking nikmatnya sampai tak terasa kesedihan hati kita, maka bahagialah orang-orang yang pecandu roko. Dengan spontan tangan perempuan tersebut langsung mengambil roko dari mulut Qal, tampa mengucapkan apa-apa, dengan tergesa-gesa perempuan itu langsung menarik asap roko sedikit demi sedikit sambil mengekspersikan wajahnya yang penuh beban ketidak pastian.

Bibir mera merona itu akhirnya, mau melotarkan kalimat yang sudah lama aku menunggunya, untuk berbicara, mengucapkan kosa kata yang mungkin menjadi tanda tanya dalam penak setiap manusia. Sungguh rokok memang nikmat bagi lelaki dan perempuan yang memang sudah kecanduan terhadapnya.

Tapi di balik kenikmatanya. Ada duka, ada luka, yang mengiris setiap hati orang yang sedang jatuh cinta kemudia menjadi bekas tampa nada-nada, tampa warna-warna yang indah. Maka tak salah pula, aku ingin sesekali mencobanya agar bisa menghadirkan nada-nada indah itu lebih bermakna. Ya' memang betul apa kata mu, asalkan jangan sampai salah dalam bertingkah untuk memaknai sebuah makna.

Maaf apabila kehadiran ku mengganggu mu, maaf pula jika aku, salah dalam memilih waktu untuk berada disamping mu, hanya sekedar memahami kebimbangan mu, saat ini, Wanita tersebut kemudian menjawabnya. Aku tak pernah merasa terganggu atas kedatangan mu, bukan aku?, melaikan kamu mengatakan seperti itu. Jika itu kecurigaan ku, yang terlalu memahami kedangkalan otak ku, maka ijinkan aku untuk berkenalan dengan mu. Nama ku Qal' Ooo? Ternyata. kamu Din maafkan aku yang takmengenal diri mu, soalnya? aku tak terlalu nampak melihat muka mu, yang ditutupi oleh rambut yang terurai, dilapisi dengan masker, maka jangan salahkan aku Din, yang lupa atas muka mu. Iya ga apa-apa ko Qal' aku juga sadari itu, jadi tidak perlu merasah bersalah.

Keheningan itu kembali lagi dia datang saat aku salah dan tersesat dalam berpikir untuk melontarkan kata-kata, dia menyelimuti ku dengan tanda tanya yang begitu besar sehingga aku pun takdapat menjawabnya, mamaksa akal ku menjadi jalan tengah disetiap masalah-masalah yang ada. Qal ada apa sebenarnya serasa kaku yang diiringi dengan mulut yang tak berdaya mengucapkan basa-basi. Maaf jika pertanyaan ku, sangat membuat mu menjadi terganggu, yang jelas aku hanya mencoba untuk memahami perasaan itu kembali lagi. Sebenarnya ada masalah apa dengan mu. Serasa setubuh yang takpernah utuh. 

Ya' kau benar Qal, aku duduk disini bukanlah aku. Yang terbiasa senyum disaat-saat dia disisi ku. Jelas apakah yang kau tunggu Din' bukannya bisa di ditelpon untuk menyuruhnya datang agar dapat menemani mu sepanjang kau masih ingin melihat wajanya. Bukan itu masalahnya Qal, ada dimana, setiap masalah sangat mudah untuk orang-orang memahami setiap masalah-masalah yang dihadapi orang lain, tapi pada realitasnya dia hanya berbohong untuk menjadi sang ceria, sang bahagia, sang penyemangat, sang pemura, jelas itulah kesalahan kita untuk memahami setiap masalah yang dihadapi oleh manusia.

Ya' kau cukup benar Din, tapi bukanya kesakitan itu terasa apabila jiwa mu masih mengeluh hal-hal yang sudah fanah, oleh masa waktu yang ada, maka cara yang paling sederhan untuk mewarnakan rindu prosa dan karsa itu adalah bagaimana kau dapat mengekspresikan segala sesuatu yang ada, di hati mu itu dengan tindakan-tindakan yang menghadirkan dia itu ada, agar dia tidak hanya menjadi bekas hati mu, untuk selalu menjadi bencana. Maka lepaskanlah segalah bentuk sakit hati mu itu, dan ekspersikan dia seenak apa pun yang kau inginkan. Dengan kalimat Qal seperti itu membuat Din hanya diam dan tak berbicara lagi, air mata itu pun jatuh menetesi segala pipih dengan penuh ekspresi wajah yang takmenentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun