Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang Anak Wajib Berusaha Selalu Ada untuk Orang Tua Terutama Saat Mereka Membutuhkan

16 Januari 2018   09:58 Diperbarui: 16 Januari 2018   10:39 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran orang tua tak bisa dilepaskan dari diri seorang manusia sampai kapanpuan jua, mereka akan senantiasa berperan besar dalam kehidupan seseorang. Baik ibu, ayah,kakak, nenek, kakek, paman, bibi, dan lain sebagainya mereka pasti turut berjasa besar pada kita.

Ketika ayah atau ibu bekerja, tak jarang kita meminta perlindungan dan kasih sayangnya pada mereka. Menangis merengek saat kita menginginkan sesuatu agar dibelikan. Bahkan tak jarang selain ibu mereka pun senantiasa mengganti popok bahkan membersihkan kotoran kita dengan air dan tangannya dengan lembut.

Oleh karenanya sudah sepatutnya jika sebagai seorang anak, keponakan, cucu dan lainnya untuk senantiasa memikirkan mereka dikala dewasanya.

Jangan Pernah Jauh Saat Orang Tua Sakit

Dok. Pri
Dok. Pri

Dikala kita kecil, orangtua tak pernah habisnya menjaga dan merawat kita.  Bahkan saat kita sakit selain memikirkan biaya, dan terus berupaya merawat kita, waktu istirahat merekapun kita ambil karena tangisan kita terus mengganggu mereka. Meski penulis belum merasakan menjadi orangtua, namun penulis menyadari dan merasakan betul bahwa orangtua akan merasakan sakit dan kekhawatiran yang sangat luar biasa, saat anaknya mengalami sebuah penyakit.

Bukan hanya saat kita masih bayi dan anak-anak, bahkan sampai kita beranjak dewasa sekalipun, orangtua akan senantiasa merasakan itu. Saat duduk di kelas 2 SMK, penulis pernah mengidap suatu penyakit (radang ginjal dan tifus) yang lumayan serius. Meski bagi penulis penyakit tersebut tidak terlalu menyakitkan, namun peulis lihat kekhawatiran yang dirasakan orangtua begitu sangat besar.

Ibu, ayah, kakek, nenek, dan semua soudara terlihat begitu sangat khawatir. Beberapa kali ibu pun memeluk dan mencium penulis, saking khawatir terjadi hal-hal buruk pada anaknya.

Penulis tak bisa membayangkan betapa besar pengorbanan mereka untuk penulis, mulai dari dalam kandungan, bahkan saat melahirkan pun penulis sangat menyusahkan. Sejarah menceritakan bahwa untuk dapat penulis terlahir dengan selamat, dua dukun bayi di gerakan, karena rupanya satu dukun bayi saja belum cukup untuk membantu proses kelahiran penulis ke dunia. Subhanallah tepat di malam Jum'at keliwon 08 Desember 1989 tersebut, akhirnya penulis bisa merasakan udara yang segar.

Sebuah renungan yang akan senantiasa membuat penulis menitikan air mata saat mengingatnya. Alhamdulillah ibu berjuang dengan segenap kemampuan jiwa dan raganya. Alhamdulillah Allah takdirkan kami selamat semuanya. Perjuangan panjang yang dimulai dari alam rahim, melahirkan, menyusui, bahkan hingga kini penulis dewasa, perjuangan orangtua tak pernah mengenal kata akhir.

Atas dasar kasih sayang dan perjuangan mereka, penulis selalu berharap diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa membuat mereka bahagia. Jika dituntut untuk membalas, sampai mati pun penulis takan mampu membalas jasa dan pengorbanan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun