Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Polemik Petani Bawang Merah

12 Desember 2017   21:35 Diperbarui: 13 Desember 2017   01:03 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bawang merah merupakan salah satu ciri khas Kabupaten Brebes. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Brebes memperoleh penghidupannya dari usaha budidaya bawang merah.

Akhir-akhir ini banyak petani yang hampir prustasi menghadapi hama ulat yang kian mengganas. Berbagai upaya telah mereka lakukan demi dapat berperang untuk mengalahkan serangan hama ulat yang bertubi-tubi merusak tanaman bawang merahnya.

Beberapa petani mengaku selain menghabiskan banyak uang untuk membeli pestisida, merekapun rela merogoh kocak lebih dalam lagi, untuk mempekerjakan buruh  demi memperbanyak pasukan untuk berperang dan membunuh hama pengganggu tersebut.

"Biasanya daun jati banyak yang terkena hama ulat ini, namun sekarang daun jati justru pada sehat semua. Kemungkinan besar semua ulat tersebut menyerang daun bawang merah sehingga meski berbagai upaya dilakukan, ulat yang menyerang bawang merah tersebut dari hari kehari selalu saja bertambah," kata Maktub petani bawang merah asal Desa Kamal Larangan Brebes.

Dirinya menambahkan bahwa hama ulat ini menyerang sebagian besar tanaman bawang merah diwilayahnya. Banyak para petani yang mengeluh , hingga akhirnya mereka putus asa. Tak jarang selain meningkatkan jumlah dan jenis pestisida, petani juga harus mengeluarkan uang ratusan ribu perharinya demi mempekerjakan beberapa orang untuk mengambil ulat dan telur-telurnya dari tanaman bawang mereka.

"Setelah semua usaha dilakukan, dan menghabiskan banyak materi akhirnya sebagian petani banyak yang menyerah dan membiarkan begitu saja tanaman bawang merahnya. Beberapa petani lebih memilih berdiam diri di rumah, karena kalau melihat tanaman bawangnya hanya akan membebani fikiran." pungkasnya.

Hal senada disampaikan Tasronah dirinya mengaku setiap hari bekerja hanya untuk mengambil hama ulat di kebunnya.

" Dari satu bedengan saja, daun yang berisi ulat bisa lebih dari satu ember . Padahal hampir setiap hari dimulai dari pagi sampai menjelang maghrib saya bekerja untuk menyingkirkan hama tersebut dari tanaman bawang yang sudah 40 hari saya tanam tersebut," katanya.

Harga Bawang Merah tak Sebanding dengan Modal dan Kerja Keras Para Petani.

Seorang petani mengaku telah menjual bawang merah yang baru dipanennya ke pasar, namun harganya sangat jauh dari kata untung yaitu hanya Rp.4.000,-/Kgnya.

Menurutnya harga tersebut sangat tidak seimbang dengan kerja keras para petani, apalagi kalau ditambah dengan modal yang dikeluarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun