Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melalui Orangtua Kutemukan Cinta Sejati yang Sesungguhnya

18 September 2017   15:02 Diperbarui: 18 September 2017   15:09 4049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua rasa seakan menjadi satu saat suamiku mencium mesra keningku, memeluk erat tubuhku dengan penuh cinta. Aku sungguh menjadi wanita yang sangat beruntung di dunia, atas segala kesalahan dan perbuatanku selama ini. Seorang laki-laki yang selalu setia menemani dalam suka dukaku, baik burukku, bahkan cantik jelekku.

Niatku yang hampir mendonorkan kedua mataku dengan ikhlas untuknya tiada artinya jika dibandingkan pengorbanan suami ku selama ini. Mataku terus tertuju padanya yang langsung duduk di kursi rumah sakit setelah menghentikan niat ku melakukan  oprasi donor mata untuknya. Aku mencoba mendekat, rasa malu, gundah, dan seribu rasa aneh lain menghantui hatiku. Aku tak berani memandangnya , seribu penyesalan yang menghantui melemahkan mataku untuk dapat melihat bola mata yang selalu meneduhkan hati itu.

Lama tak ada kata yang terucap, kami berdua seakan mencoba menenangkan diri secara serentak. Dalam keadaan itu memoriku kembai ingat kepada buruknya kelakuan saat dulu. Aku yang di anugrahkan Tuhan dengan paras yang cantik dan anggun, ditambah dengan pujian orang-orang terdekatku membuat aku banyak kehilangan kendali dalam bersikap.

Aku dan suamiku terlahir di desa yang berbeda, sejak kecil aku hidup berkecukupan. Ayahku adalah seorang juragan tanah sehingga, meyekolahkanku sampai ke sebuah Universitas ternama di Jakartapun bukanlah suatu beban berarti baginya. Empat tahun lamanya aku menimba ilmu di kota metropolitan tersebut, ruang dan waktu telah merubah dari sosok khasku sebagai anak desa yang polos dan lugu berganti menjadi anak kota yang super gaul.

Larangan pacaran dari orangtuapun aku langgar sejak baru semester dua. Aku tak tahan dengan ledekan teman-teman yang memanggilku dengan jomblo abadi, terlebih banyak sekali teman-teman mahasiswaku yang mendekati dan banyak diantara mereka yang rupawan lagi anak-anak para hartawan.

Di desa banyak orang mengatakan aku adalah bunga desa, banyak lelaki yang coba meminangku sejak aku lulus SMA, namun semua di tolak orangtua ku secara halus dengan alasan ingin anaknya menjadi seorang sarjana dulu sebelum bertunangan, bahkan akupun dilarang ayahku untuk menerima laki-laki manapun sebelum siap untuk menikah, karena khawatir dengan keadaan dan pergaulan  zaman ini.

Aku tak mampu melawan orangtua ku, karena sejak kecil aku tak pernah berani membantahnya.

Namun rupanya, Jakarta dengan pergaulannya telah banyak merubah diriku, hingga akhirnya akupun tak mampu menolak Deni, laki-laki yang sangat aku kagumi saat ia menyatakan perasaannya padaku.

Selama tinggal di Jakarta aku menjalin cinta dengan Deni, hari-hari kami lalui berdua, sejuta kisah indah ia berikan dalam kisah cinta kami. Kata-kata dan perlakuannya sangat membuat wanita manapun bahagia, dia yang sangat gaul layaknya remaja Jakarta pada umumnya  sehingga aku sangat yakin dialah cinta sejatiku.

Meski Deni anak yang baik dan berniat serius aku tak pernah menceritakan dirinya kepada orangtuaku dan aku meminta siapapun yang mengetahui kisah cinta kami untuk merahasiakannya pada mereka.

Semua berjalan mulus, hingga akhirnya aku diwisuda dan orang tua ku menjemput aku  kembali pulang kekampung sebagai seorang sarjana Hukum sesuai keinginannya. Aku tak pernah menyangka kalau ayah telah mempersiapkan pesta penyambutan dan syukuran atas wisudaku dengan sangat meriah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun