Mohon tunggu...
Kapiler Id
Kapiler Id Mohon Tunggu... Administrasi - https://kapilerindonesia.com

Kapiler Indonesia adalah sebuah platform online yang bergerak dalam pemetaan dan pemberdayaan panti asuhan seluruh indonesia. https://kapilerindonesia.com Follow juga IG kita di @kapiler.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Dokter Nasional, Profesi Mulia bagi Semua

24 Oktober 2018   19:45 Diperbarui: 16 Januari 2019   15:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


            Menjadi seorang dokter adalah profesi yang mulia tentunya. Karena bertugas menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak peduli dengan waktu dan situasi, seorang dokter harus selalu siap sedia bertugas. Sudah sewajarnya ada satu hari khusus untuk mengapresiasi kerja keras pada dokter.Tepat tanggal 24 Oktober menjadi peringatan Hari Dokter Nasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengapresiasi dan menghargai jasa para dokter atas pengabdiannya kepada masyarakat.

            Sejarah ditetapkannya 24 Oktober sebagai hari dokter nasional dimulai saat masa penjajahan kolonial Belanda. Dahulu kala organisasi yang berisikan orang-orang yang berprofesi sebagai dokter ini dinamakan Vereniging van Indische Artsen, pada tahun 1911, diketuai oleh dr. J.A. Kayadu. Sempat diubah nama menjadi Vereniging van Indonesische Geneeskundige atau VIG. Tapi perkumpulan itu kemudian dibubarkan sejak masa penjajahan Jepang, VIG dibubarkan diganti dengan Jawa izi Hooko-kai.

            Pada 30 Juli 1950, atas usul Dr. Seni Sastromidjojo mengadakan suatu pertemuan yang menghasilkan "Muktamar Dokter Warganegara Indonesia, yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Puncak dari semua pertemuan dan rancangan para dokter itu pada Mukatamar tanggal 22-25 September 1950. Sebanyak 181 dokter hadir pada Muktamar tersebut. Dalam Muktaram itu terpilihlah Dr. Sarwono Prawirohardjo sebagai ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pertama.

            Tanggal 24 Oktober 1950 Dr. Soeharto beserta pengurus lainnya, berangkat menghadap notaris untuk memperoleh kekuatan dan landasan hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia. Namun pada kenyataanya, perjuangan seorang dokter tidak hanya berawal dari situ.

            Pada masa perjuangan sekitar tahun 1800-an, dokter-dokter di tanah air sudah mengabdikan diri sebagai pejuang kemerdekaan. Para dokter pejuang ini terlahir dari sebuah sekolah pendidikan dokter bernama Stovia. Beberapa nama besar merupakan lulusan dari Stovia, seperti dr. Sutomo yang bersama beberapa rekan sejawat yakni Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo dan R.T Ario Tirtokusumo mendirikan Boedi Oetomo. Dari situ sudah terlihat dengan jelas, bahwa peranan dokter tidak bisa terlepas dari sejarah Indonesia.

            Bahkan hingga kini begitu banyak anak-anak yang bercita-cita menjadi seorang dokter. Menurut mereka, seorang dokter adalah profesi yang suka menolong orang lain. Begitu pula anak-anak panti asuhan. Tidak sedikit dari mereka yang bermimipi menjadi dokter ketika besar nanti. Tapi seperti yang kita tahu, semua itu tidak mudah bagi mereka yang tinggal di panti asuhan.

            Segala keterbatasan menjadi tantangan bagi mereka. Fasilitas yang bisa kita akses dan dapat dengan mudah belum tentu sama pada anak-anak panti asuhan. Hal yang mendasar seperti biaya untuk sekolah saja, menjadi satu kendala karena kurangnya biaya. Kita sendiri tahu, betapa mahalnya biaya untuk menempuh pendidikan seorang dokter. Bisa mencapai belasan bahkan puluhan juta. Yang mungkin anak yang tinggal dengan orang tua dan berpenghasilan pun akan kesulitan memenuhinya.

            Kita pun pernah merasakan bagaimana rasanya ingin menggapai cita-cita yang kita impikan semasa kecil. Maka dari itu, bangun dan mulailah bergerak untuk berbuat baik kepada sesama, terutama anak-anak panti asuhan yang nasibnya tidak seberuntung kita. Selalu bersedia mendukung mereka, hingga mereka mampu menggapai cita-citanya. Karena nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan kepada anak-anak panti asuhan sejak kecil, tentunya akan berdampak luar biasa ketika mereka dewasa nanti.

            Bersama Kapiler Indonesia mari sejahterakan dan berdayakan panti asuhan, agar menjadi wadah bagi anak-anak yatim-piatu dan dhuafa mengukir asa demi tercapainya cita-cita. Panti Go Digital!

Kunjungi website kami di http://kapilerindonesia.com/ dan follow instagram kami di @kapiler.id

#KapilerID #PantiGODIGITAL #PantiBerdaya #senyum #cita-cita #anak-anak #donasi
 
Febrimantara/Kapilerindonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun