Hiruk pikuk perpolitikan tanah air belakangan ini tumpah ruah memenuhi ruang-ruang publik kita. Media sosial dipenuhi oleh caci maki dan perdebatan tak berujung antar pendukung pasangan calon presiden. TV setiap saat menyajikan tanyakan talk show para politisi yang berdebat "katanya" atas nama rakyat. Di setiap sudut jalan, persimpangan, Â pohon-pohon di sepanjang trotoar dipenuhi oleh poster, spanduk, baliho para kandidat dengan tagline dan konten bermacam-macam. Bahkan di kampung-kampung pun dipenuhi hal serupa yang bagi banyak orang mungkin sudah mulai membosankan dan menciptakan kebisngan tersendiri. Bagi saya pribadi sudah pada taraf sangat membisingkan.
Bagi banyak orang yang melihat konten politik sudah tidak sehat lagi untuk demokrasi bahkan nalar dan perkembangan akal sehat, membutuhkan aktifitas lain sebagai bentuk pengalihan pikiran demi memelihara nalar dan akal sehat. Salah satu yang bisa dipilih adalah BERHIDROPONIK (tapi tentunya sangat banyak pilihan aktifitas lainnya).
Mengapa Hidroponik?
Dalam memilih sebuah aktifitas atau hobby yang harus ditekuni, tentunya ada alasan-alasan tertentu yang menjadi dasar pijakannya. Saya sudah pernah mencoba untuk beralih ke kegiatan "Memancing", sebuah aktifitas yang dulu selalu saya bully setia saya lewat waduk dekat rumah menyaksikan deretan pemancing yang berdiri dengan sabar dan tenang. Sebuah pengendalian diri yang luar biasa. Saya hanya mampu bertahan 1 bulan dan saya gagal pada aspek ujian kesabarannya.
Pilihan selanjutnya adalah keinginan untuk bisa bercocok tanam dilahan yang terbatas dalam perkotaan, jadilah pagar samping rumah dipasangi beberapa pot sebagai tempat menanam dengan tanah sebagai media tanamnya (tidak langsung hidroponik)
Dengan metode ini, ada kendala pada pemenuhan kebutuhan airnya (harus disiram minimal 2 kali sehari), saya kemudian beralih ke sistem hidroponik (yang sangat cocok untuk menyalurkan hobby berkebun untuk masyarakat urban). Sebagai pemula, hidroponik yang saya kembangkan tidak langsung dalam skala besar dengan sistem yang relatif rumit, ini juga atas saran teman yang sudah lama bergelut di bidang ini. Dengan memanfaatkan barang-barang bekas (botol air mineral, jerigen, kaleng, dll), jadilah teras rumah lantai 2 saya menjadi etalase hidroponik.Â
Mengutip dari link : Ilmubudaya.com  setidaknya ada beberapa  manfaat hidroponik bagi kehidupan manusia seperti :Â
- Hidroponik tidak tergantung pada tempat dan musim (luas tanah dan ketinggian tempat) karena dapat dikelola oleh manusia secara khusus dan kondisi lingkungan terkontrol.
- Teknik budidaya atau bertanam secara hidroponik dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki lahan. Bahkan tanaman hidroponik dapat diterapkan oleh penghuni apartemen sempit.
- Dapat menghasilkan mutu yang lebih baik.
- Manusia dapat menghemat penggunaan pupuk karena pemberiannya diatur sesuai kebutuhan tanaman.
- Bebas dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari dalam tanah.
- Penanaman secara hidroponik dapat membuat produk bioteknologi sederhana dan baru yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Dapat dilaksanakan oleh pria maupun wanita, baik tua maupun muda.
- Biaya yang relatif tidak diperlukan, tetapi hanya memerlukan tenaga dan waktu.
Berhidroponik adalah aktifitas yang mengasikan, selain ramah lingkungan, bertani dengan sistem hidroponik juga memiliki keunggulan  antara lain : dapat menghemat biaya produksi, tidak memerlukan banyak waktu untuk proses pengairan dan penyiangan, hama dan penyakit lebih mudah dikontrol, serta tidak memerlukan banyak tenaga kerja, serta setiap saat kita dappat menyaksikan tanaman-tanaman hijau yang menyegarkan.
Keterangan :
Foto 1. instalasi bercocok tanam dengan memanfaatkan pagar rumah
Foto 2. Tanaman hidroponik sawi hijauÂ
Foto 3. Instalasi hidroponik berbahan pipa