Mohon tunggu...
Kanza Khairunisa
Kanza Khairunisa Mohon Tunggu... Relawan - Siswi🧕🏻

And whatever you spend of anything (in Allah's cause). He will replace it. And He is the Best of providers (34:39) I'm trainee of Allah's deen🐇

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Program Televisi yang Kian Memburuk

27 Februari 2021   18:25 Diperbarui: 28 Februari 2021   22:41 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Program televisi merupakan media informasi yang banyak ditonton saat ini. Televisi memiliki kelebihan sebagai media massa, sehingga menjadi media favorit pemirsa.

Secara fisik, kehadiran televisi dapat memengaruhi masyarakat halnya media massa pada umumnya. Sebagaimana dijabarkan oleh Steven H. Chafee, bahwa kehadiran media massa secara fisik berpengaruh pada efek ekonomis, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek pada penyaluran/penghilangan perasaan tertentu, dan efek perasaan orang terhadap media.

Media massa televisi ini sangat efektif menanamkan informasi tertentu di bawah alam sadar penontonnya. Jika dahulu tayangan televisi Indonesia banyak memuat acara kuis, lomba pengetahuan umum, acara rohani, dokumenter, dan sebagainya, kini tayangan televisi semakin tak bermutu, monoton, dan tak bermanfaat.

Lebih dari lima puluh tahun pertelevisian Indonesia, rating masih menjadi raja. Benarkah rating menjadi penyebab munculnya program-program televisi tak bermutu? Agustus 2015 lalu, Presiden Joko Widodo menyampaikan upaya mengejar rating membuat program dianggap kurang mendidik dan tidak layak untuk ditonton anak-anak.

Menurut Veven SP Wardana (dalam Loven, 2008) rating diperkenalkan di Indonesia pada 1991, sesuai permintaan stasiun televisi dan juga perusahaan periklanan (P3I). Mereka setuju bahwa televisi komersial membutuhkan data tentang perilaku menonton dan hasil dari iklan televisi.

Hingga kini rating merupakan alasan utama ditayangkannya sebuah program. Program yang sukses adalah program yang rating-nya tinggi, tak peduli bagaimana kualitasnya.

Sayangnya di tahun 2020-2021 ini sangat minim tayangan televisi yang ramah anak. Stasiun televisi menayangkan acara yang seragam, entah itu beritanya, sinetron, variety show, dan sebagainya. Isinya pun hanya seputar gosip yang panas atau konflik yang terjadi antar aparat pemerintah.

Televisi dapat menjadi media propaganda yang cukup ampuh untuk mengkotak-kotakan sesuatu. Seperti perseteruan antara dua kubu politik, ormas agama, bahkan sampai sinetron. Semua informasi yang ditangkap mengubah pola pikir dan perilaku mereka.

Jerome Polin, seorang Youtuber edukasi yang berkuliah di Jepang, dalam cerita akun Instagram-nya menyampaikan kritik dan saran terhadap pertelevisian Indonesia. Ia membandingkan program televisi Jepang dengan Indonesia. Ia tak heran mengapa orang Jepang pintar, sebab sedari kecil mereka disuguhkan oleh acara televisi yang mengasah otak.

Perlu adanya perombakan dari dua sisi, yaitu dari sisi stasiun televisi untuk membuat acara yang seru dan beredukasi, dan dari sisi penonton untuk mendukung acara-acara yang berkualitas.

Memang tak semudah yang diucap, namun setidaknya perlu langkah awal untuk memulai supaya dijadikan tolok ukur bagi stasiun televisi lain. Jadwal penayangan pun harus benar-benar tepat supaya banyak ditonton dan diminati di semua kalangan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun